Rabu, 25 Oktober 2017

Manajemen Kuantitatif


Pengertian Manajemen Kuantitatif
Definisi

Manajemen kuantitatif adalah suatu metode ilmiah yang merupakan alat bantu yang cukup baik bagi manajer dalam mengambil keputusan praktis yang diarahkan pada solusi terhadap persoalan-persoalan business yang luas dengan teknik-teknik khusus, dalam rangka mencari cara pemecahan yang optimal dari suatu sistem.


Manfaat


Keputusan dalam sebuah kegiatan bisnis menjadi sangat penting, karena keputusan adalah langkah pertama yang harus dilakukan dan keputusan memiliki konsekuensi yang harus dilakukan. Keberanian mengambil sebuah keputusan menjadi kompetensi tersendiri bagi calon manajer atau calon pimpinan serta sebagai manajer atau pimpinan dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Keputusan yang diambil membutuhkan data dan informasi yang jelas dan tegas, informasi dijadikan dasar dalam mengambil keputusan. Informasi yang baik adalah informasi yang diperoleh dari sumbernya yang jelas dan disajikan dalam bentuk penyajian yang dapat dipertanggungjawabkan serta memiliki dasar yang kuat.
Materi
1.      Persoalan program linier (perencanaan linier), dimana model ini memberikan deskripsi mengenai persoalan linier dengan memformulasikan persoalan logika ke dalam model matematis, dimana dalam program linier ini menggunakan solusi-solusi berikut: Solusi aljabar, Solusi grafik, Solusi simplek dan Solusi khusus dalam program linier.
2.      Persoalan transportasi, dimana masalah pendistribusian barang dari tempat produksi ke tempat pemasaran, hal ini diupayakan bagaimana mendistribusikannya secara efektif dan efisien, model yang digunakan antara lain: Nortewest Corner Method, Stepping Stone Method, Modified Distribution Method, Hansthacker Approcimation Method dan Vogel Approcimation Method.
3.      Persoalan pengendalian pekerjaan, model ini dikenal dengan model networking dimana di dalam masalah yang dihadapi dengan waktu kerja yang terbatas diharapkan seorang manajer menyelesaikan kegiatan atau suatu operasi kegiatan tepat waktu oleh karenanya dibutuhkan perhitungan yang akurat. Dimana penyelesaian persoalan ini dapat diselesaikan dengan model: Program evaluation and review technic (PERT), Critical Path Analysis (CPA) dan Analisis keputusan.


LINEAR PROGRAMING :
 

Adalah metode atau teknik matematis yang digunakan untuk Membantu manajer dalam pengambilan keputusan.
Ciri khusus pengguna’an metode matematis ini adalah berusaha mendapatkan maksimisasi atau minimisasi .
Maksimisasi : memaksimumkan  return on investment atau memaksimumkan efektivitas promosi dan sebagainya.
Minimalisasi : dapat merupakan  meminimumkan biaya.
Masalah Product Mix. Berapa banyak unit yang akan di buat agar memaksimumkan biaya keuntungan dengan memperhatikan kemampuan perminta’an dan kendala produksi.
Perencena’an Investasi.  berapa banyak dana yang akan di tanamkan dalam setiap alternatif investasi agar memaksimumkan return on investament atau net present value dengan  memperhatikan kemampuan dana yang tersedia untuk diinvestasikan dan ketentuan setiap alternatif  investasi.
Rencana  Produksi Dan persedia’an. Berapa banyak dana yang akan di produksi stiap produksi setiap periodeuntuk memenuhi perminta’an, agar meminimukan biaya penyimpanan persedia’an,sewa, lembur dan biaya sub kontrak.
Masalah Diet.  Berapa jumlah setiap sumber makanan yang digunakan untuk membuat produk makanan baru, agar menimumkan biaya dengan memperhatikan batas minimum campuran yang di butuhkan.
Masalah Pencampuran. Andaikan sebuah perusaha’an mempunyai sekelompok
Bahan kimia yang dapat di campur untuk membuat bahan kimia baru.
Masalah Distribusi / Transportasi.
Andaikan sebuah perusha’an mempunyai beberapa pabrik di lokasi yang berbeda, akan mengalokasikan produk ke beberapa lokasi pemasaran.
Contoh : Masalah Product Mix
Diket : 
Bahan Baku 60 kg 
Bahan Baku 30 kg 
Tenaga Kerja 40 jam
 
TABEL
                                          Astro                            Cosmos                        Maksimum
                                                                                                                  Penyedia’an
       Bahan Baku  A              2                                   3                                 60 kg
       Bahan baku B                -                                   2                                 30 Kg
       Tenaga kerja                  2                                   1                                40 Jam 

Formulasi Linear Dan Asumsi Dasar
Formulasi Masalah Product Mix
-          (1) variabel keputusan
-          (2) fungsi Tujuan
-          (3) kendala
Variable Keputusan
Untuk memudahkan bentuk formulasi linear programing, maka variabel keputusan harus di buat dalam notasi matematis.
X1 = jumlah astro yang di produksi per hari dan
X2 = jumlah cosmos yang di produksi per hari
Fungsi Tujuan
Tujuan yang akan di capai dalam masalah PT umsini adalah memaksimumkan keuangan per hari dan harus harus di nyatakan dalam bentuk fungsi linear.
Kendala
Kendala harus di nyatakan secara matematis dalam bentuk satu set fungsi linear dan merupakan batas kemampuan dalam memilih nilai variabel keputusan.
Model matematis linear programing.
Formulasi Linear program masalah PT usmini, secara matematis dapat sebagai berikut.
Definisi variabel
   X1 = jumlah produk astro yang di produksi per hari
X2 = jumlah produk cosmos yang di produksi per hari.
Z = Rupiah keuntungan per hari.
 Formulasi Lp adalah :
Z mak. = 40x1 + 30x2
d.k. (1)  2x1 + 3x2  _<  60 (Bahan Baku A)
        (2)            2x2  _<            30 (Bahan Baku B)
        (3)  2x1 + 1x2  _<  40 (Jam tenaga kerja)
        (4)                        X1  >_ 0      (Nonnegativity)
        (5)                        X2  >_0       (Nonnegativity)
Identifikasi Komponen LP
- Contoh Aplikasi
- Variabel keputusan
- Fungsi Tujuan
- kendala
Asumsi Dasar dalam LP
-          Linearitas : adalah perubahan nilai fungsi Tujuan (Z) dan pengguna’an sumber daya sebanding dengan perubahan kegiatan.
-          Divisibility : Dalam model matematis LP masalah product mix PT usmini
Ringkasan  langkah langkah  formulasi LP
-          Mengidentifikasi Tujuan atau masalah pokok dalam masalah yang di hadapi
-          Menganalisa seperti di atas
-          Menentukan tujuan yang dapat berbentuk maksimum dan minimum.
-          Langkah menentukan sumber dan kendala yang berbentuk lebih.

ada 2 metode dalam linier programing grafik masalah akan di jelaskan di bawah :
Metode Grafik Masalah Maksimasi / Maksimalisasi / Maksimum
FORMULASI PERMASALAHAN, langkah-langkah :
1.Analisis secara menyeluruh permasalahan manajerial yang dihadapi
2.Definisikan variabel keputusannya
3.Identifikasikan tujuan dan kendalanya
4.Gunakan variabel keputusan untuk merumuskan fungsi tujuan dan fungsi kendala secara matematis.
Contoh soal :
Harold Furniture yang akan membuat meja dan kursi. Keuntungan yang diperoleh dari satu unit meja adalah $7,- sedang keuntungan yang diperoleh dari satu unit kursi adalah $5,-. Namun untuk meraih keuntungan tersebut Krisna Furniture menghadapi kendala keterbatasan jam kerja. Untuk pembuatan 1 unit meja dia memerlukan 4 jam kerja. Untuk pembuatan 1 unit kursi dia membutuhkan 3 jam kerja. Untuk pengecatan 1 unit meja dibutuhkan 2 jam kerja, dan untuk pengecatan 1 unit kursi dibutuhkan 1 jam kerja. Jumlah jam kerja yang tersedia untuk pembua tan meja dan kursi adalah 240 jam per minggu, Jumlah jam kerja untuk pengecatan adalah 100 jam per minggu. Berapa jumlah meja dan kursi yang sebaiknya diproduksi agar keuntungan perusahaan maksimum?
Penyelesaian :
TABEL Informasi Permasalahan Harold Furniture
Jam kerja untuk
membuat 1 unit Total waktu
produk tersedia per
Meja Kursi minggu
Pembuatan 4 2 240
Pengecatan 2 1 100
Profit per unit 7 5
meja (X1) dan kursi (X2).
 

1. Fungsi Tujuan
Maksimisasi Z = $7X1 + $5X2
2. Fungsi kendala
4 X1 + 3 X2 ≤ 240 (kendala departemen pembuatan)
2X1 + 1 X2 ≤ 100 (kendala departemen pengecatan)
X1 ≥ 0 (kendala non negatif pertama)
X2 ≥ 0 (kendala non negatif kedua)
JAWAB:
Kendala I: 4 X1 + 3 X2 = 240
memotong sumbu X1 pada saat X2 = 0
4 X1 + 0 = 240
X1 = 240/4
X1 = 60.
memotong sumbu X2 pada saat X1 = 0
0 + 3 X2 = 240
X2 = 240/3
X2 = 80
Kendala I memotong sumbu X1 pada titik (60, 0) dan memotong sumbu X2 pada titik (0,80).
Kendala II: 2 X1 + 1 X2 = 100
memotong sumbu X1 pada saat X2 = 0
2 X1 + 0 = 100
X1 = 100/2
X1 = 50
memotong sumbu X2 pada saat X1 =0
0 + X2 = 100
X2 = 100
Kendala II memotong sumbu X1 pada titik (50, 0) dan memotong sumbu X2 pada titik (0,100).
Titik potong kedua kendala bisa dicari dengan cara substitusi atau eliminasi
2 X1 + 1 X2 = 100
X2 = 100 – 2 X1
4 X1 + 3 X2 = 240
4 X1 + 3 (100 – 2 X1) = 240
4 X1 + 300 – 6 X1 = 240
- 2 X1 = 240 – 300
- 2 X1 = – 60
X1 = -60/-2 = 30.
X2 = 100 – 2 X1
X2 = 100 – 2 * 30
X2 = 100 – 60
X2 = 40
Sehingga kedua kendala akan saling berpotongan pada titik (30, 40).
feasible region (area layak) meliputi daerah sebelah kiri dari titik A (0; 80), B (30; 40), dan C (60; 0).
1. iso profit line
Z = $7X1 + $5X2
Keuntungan pada titik O (0, 0) adalah (7 x 0) + (5 x 0) = 0.
Keuntungan pada titik A (0; 80) adalah (7 x 0) + (5 x 80) = 400.
Keuntungan pada titik B (30; 40) adalah (7 x 30) + (5 x 40) = 410.
Keuntungan pada titik C (50; 0) adalah (7 x 50) + (5 x 0) = 350.

2. dengan titik sudut (corner point)
titik B (30; 40)
Z = $7X1 + $5X2
= (7 x 30) + (5 x 40) = 410.
Karena keuntungan tertinggi jatuh pada titik B, maka sebaiknya perusahaan memproduksi meja sebanyak 30 unit dan kursi sebanyak 40 unit dan perusahaan memperoleh keuntungan optimal sebesar 410.
Masalah Minimasi / Minimisasi / Minimal
Langsung aja ke contoh soal, Valentine Meal adalah makanan yang terbuat dari Jagung dan Kacang. Makanan ini memiliki kandungan sekurang-kurangnya 30% Protein dan Serat maksimal 5% sebagaimana tampak pada tabel berikut ini.
kandungan gizi perkilogram
Jagung  Kacang
0.60        0.09         Protein
0.06        0.02          Serat
0.90        0.30          Biaya
Valentine Meal ingin menentukan biaya terendah dari makanan tersebut.
Fungsi tujuan :
Minimize Z = 0,3 J + 0,9 K
Fungsi kendala :
J + K ≥ 800 (kendala kebutuhan makanan per hari)
0,21 J – 0,3 K ≤ 0 (kendala kandungan protein)
0,03 J – 0,01 K ≥ 0 (kendala kandungan serat)
J ≥ 0 (kendala non negatif pertama)
K ≥ 0 (kendala non negatif kedua)
Langkah pertama untuk menyelesaikan kasus Valentine Meal adalah dengan menggambarkan fungsi kendala sebagaimana tampak pada
Titik potong ketiga kendala bisa dicari dengan cara substitusi atau eliminasi
Titik potong kendala 1 (Protein: 0.21 J – 0.3 K ≤ 0) dan 3 (Kebutuhan per hari: 1 Jagung + 1 Kacang ≥ 800)
0.21 J – 0.3 K = 0
0.21J = 0.3 K
J = (0.3/ 0.21) K
J + K = 800
(0.3 / 0.21) K + K = 800
2,43 K = 800
K = 800/2,43
K = 329,22 dibulatkan menjadi 329.
J + 329,22 = 800
J = 470,78 dibulatkan menjadi 471.
Jadi titik potong kendala 1 (Protein: 0.21 J – 0.3 K ≤ 0) dan 3 (Kebutuhan per hari: 1 Jagung + 1 Kacang ≥ 800) terletak pada titik B (471, 329).
Titik potong kendala 2 (Serat: 0.03 J – 0.01 K ≥ 0) dan kendala 3 (Kebutuhan per hari: 1
J + 1 K ≥ 800
0.03 J – 0.01 K = 0
0.03 J = 0.01 K
J = (0.01/ 0.03) K
J = 0.33 K
J + K = 800
0.33 K + K = 800
1.33 K = 800
K = 800 / 1.33
K = 600
J + 600 = 800
J = 200
Jadi titik potong kendala 2 (Serat: 0.03 J – 0.01 K ≥ 0) dan kendala 3 (Kebutuhan per hari: 1 J + 1 K ≥ 800) terletak pada titik B (200, 600).


Semoga artikel ini bermanfaat.
Keywords;manajemen kuantitatif, manajemen kuantitatif, linear programming
Share:

Senin, 02 Oktober 2017

Manajemen - Kompensasi

Di bawah ini beberapa pendapat para ahli di antaranya:

Menurut Sedarmayanti (2011:239) menyatakan bahwa kompensasi adalah:
 “ segala sesuatu yang di terima oleh karyawan sebagai balas jasa kerja mereka.”
Menurut Husein Umar (2007:16) menyatakan bahwa kompensasi adalah:
“ kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pegawai berupa gaji, upah, insentif, bonus, premi, pengobatan, asuransi dan lain-lain yang sejenis yang di bayar langsung perusahaan.”   
Menurut  Wibowo (2007:461) menyatakan bahwa:
“kompensasi adalah kontra prestasi terhadap penggunaan tenaga atau jasa yang telah diberikan oleh tenaga kerja.”
Menurut Andrew di kutip oleh A.A.Anwar Prabu Mangkunegara (2009:83) menyatakan:
“Kompensasi merupakan sesuatu yang di pertimbangkan sebagai suatu yang sebanding.“
                Dari sekian pengertian yang di kemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah segala sesuatu berupa uang atau bukan uang yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan sebagai konsekwensi perusahaan karena telah mempekerjakannya.

Bentuk-bentuk Kompensasi
Menurut A. A. Anwar Prabu Mnagkunegara (2009:84) ada  dua bentuk kompensasi yaitu bentuk kompensasi langsung yang merupakan upah dan gaji , bentuk kompensasi yang tak langsung yang merupakan pelayanan dan keuntungan.
a.     Upah dan Gaji ( Kompensasi dalam bentuk langsung )
Upah adalah pembayaran berupa uang untuk pelayanan kerja atau uang yang biasanya di bayarkan kepada pegawai secara per jam, per hari, dan per setengah hari. Sedangkan gaji merupakan uang yang di bayarkan kepada pegawai atas jasa pelayanannya yang yang diberikan secara bulanan.
Dibawah ini dikemukakan prinsip upah dan gaji , yaitu :
1.    Tingkat Bayaran
2.    Struktur Bayaran
3.    Menentukan Bayaran Secara Individu
4.    Metode Pembayaaran 
5.    Control Pembayaran.

a.       Tingkat Bayaran
Tingkat bayaran bisa diberikan tinggi, rata-rata, atau rendah bergantung pada kondisi perusahaan. Artinya, tingkat pembayaran bergantung paada kemampuan perusahaan membayar jasa pegawainya.
b.      Struktur Pembayaran
Struktur pembayaran berhubungan dengan rata-rata bayaran, tingkat pembayaran dan klasifikasi jabatan di perusahaan
c.       Penentuan Pembayaran
Penentuan pembayaran individu perlu didasarkan pada rata-rata tingkat bayaran, tingkat pendidikan, masa kerja, dan prestasi kerja pegawai.
d.      Metode Pembayaran
Ada dua metode pembayaran, yaitu metode pembayaran yang di dasarkan pada waktu (per jam, per minggu, per bulan) dan metode pembayaran yang didasarakan pada pembagian hasil.
e.      Kontrol Pembayaran
 Control pembayaran merupakan pengendalian secara langsung dan tak langsung dari biaya kerja. Pengendalian biaya merupakan factor utama dalam administrasi upah dan gaji. Tugas mengontrol pembayaran adalah pertama, mengambangkan standard kompensasi dan meningkatkan fungsinya. Kedua, mengukur hasil yang bertentangan dengan standard yang tetap. Ketiga, meluruskan perubahan standard pembayaran upah.
Keuntungan dan Pelayanan
Keuntungan adalah nilai keuangan (moneter) langsung untuk pegawai yang secara cepat dapat dilakukan. Sedangkan pelayanan adalah nilai keuangan (moneter) langsung untuk pegawai yang tidak dapat secara mudah ditentukan.
Program benefit (keuntungan) bertujuan untuk memperkecil turnover, meningkatkan modal kerja, dan meningkatkan keamanan. Adapun kriteria keuntungan adalah biaya, kemampuan membayar, kebutuhan, kekuatan kerja, tanggung jawab social, reaksi kekuatan kerja, dan relasi umum. Sedangkan program pelayanan adalah laporan tahunan untuk pegawai, adanya tim olah raga, kamar tamu pegawai, kafetaria pegawai, surat kabar perusahaan, took perusahaan, discount (potongan harga) ,produk perusahaan, ada program rekreasi atau darmawisata.

Tujuan Diadakan Pemberian Kompensasi
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2008:121), tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) antara lain adalah:
1.    Ikatan Kerja sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah kerja sama formal antara perusahaan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
2.    Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
3.    Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
4.    Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya.
5.    Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil, layak dan  kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn-over relatif kecil.
6.    Pengaruh Pemerintah
Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

Sistem Kompensasi
Sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah:
1.    Sistem Waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji, upah) ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, atau bulan.
2.    Sistem Hasil (Output)
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi/ upah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, kilogram, dll.
3.    Sistem Borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya.
Dalam hal ini system pembayaran yang di terapkan  menggunakan sistem waktu.
  
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi
Menurut A.A. Anwar Prabu M ( 2009 : 84 ) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi sebagai berikut :
1)      Faktor Pemerintah
2)      Penawaran Bersama Antara Perusahaan dan Pegawai
3)      Standard dan Biaya Hidup Pegawai
4)      Ukuran Perbandingan Upah
5)      Pemerintah dan Persediaan
6)      Kemampuan Membayar

Penjelasanya sebagai berikut :
1.  faktor pemerintah
                Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan penentuan standar gaji mminimal, pajak penghasilan, penetapan harga bahan baku,biaya transportasi/ angkutan, inflasi maupun devaluasi sangat mempengaruhi perusahan dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai. Faktor ini juga dapat dirujuk dari IR
2. penawaran bersama antara perusahan dan pegawai
                Kebijakan dalam menentukan kompensasi dapat di pengaruhi pula pada saat terjadinya tawar menawar mengenai besarnya upah yang harus di berikan oleh perusahan kepada pegawainya.
a. Standard dan biaya hidup pegawai
                Kebijakan kompensasi perlu mempertimbangkan standard dan biaya hidup minimal pegawai. Hal ini karena kebutuhan dasar pegawai haus terpnuhi. Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pegawai dan keluarganya, maka pegawai akan merasa aman. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa aman pegawai akan memungkinkan pegawai dapat bekerja dengan penuh motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
b. Ukuran perbandingan upah
                Kebijakan dalam menentukan kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran besar kecilnya perusahan, tingkat pendidikan pegawai, masas kerja pegawai. Artinya ,  perbandingan tingkat upah pegawai perlu memperhatikan tingkat pendidikan , masa kerja, dan ukuran perusahaan.
c. Permintaan dan persediaan
                Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu mempertimbangkan tingkat persediaan dan permintaan pasar. Artinya kondisi pasar pada saat itu perlu di jadikan bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat upah pegawai.
d. Kemampuan membayar
                Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu didasarkan pada kemampuan perusahaan dalam membayar upah pegawai. Artinya jangan sampai menentukan kebijakan kompensasi di luar batas kemampuan yang ada pada perusahaan.


Indikator Kompensasi
kompensasi yang di kemukakan oleh Husein Umar (2007:16) adalah:
1.    Gaji
2.    Insentif
3.    Bonus
4.    Upah
5.     Premi
6.     Pengobata
7.     asuransi
Pengertian
1. Gaji
Imbalan yang di berikan oleh pemberi kerja kepada pegawai, yang penerimaannya bersifat rutin dan tetap setiap bulan walaupun tidak masuk kerja maka gaji akan tetap diterima secara penuh.
2. Insentif
Penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu
3. Bonus
Pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasaran kinerja.
4. upah
Pembayaran yang diberikan kepada pegawai dengan lamanya jam kerja.
5. Premi
premi adalah sesuatu yang diberikan sebagai hadiah atau derma atau sesuatu yang dibayarkan ekstra sebagai pendorong atau perancang atau sesuatu pembayaran tambahan di atas pembayaran normal.
6. Pengobatan
Pengobatan di dalam kompensasi adalah pemberian jasa dalam penanggulan resiko yang dikaitkan dengan kesehatan karyawan.
7. Asuransi
Asuransi merupakan penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

Semoga artikel tersebut bermanfaat
Share:

Manajemen - Kepemimpinan

Berikut adalah pengertian kepemimpinan menurut para ahli

Menurut  Tead; Terry; Hoyt (dalam  Kartono,2003) Pengertian  Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

Menurut Hikmat (2009: 249), kepemimpinan adalah proses pelaksanaan tugas dan kewajiban individu. Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya.

Owen dalam Sudarmiani (2009: 33) menyimpulkan kepemimpinan sebagai fungsi kelompok non individu, terjadi dalam interaksi dua orang atau lebih, dimana seseorang menggerakkan yang lain untuk berpikir dan berbuat sesuai yang diinginkan. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).  

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46). Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen

Pada hakikatnya kepemimpinan mempunyai pengertian agak luas dibandingkan dengan manajemen.
Dalam arti yang luas kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan tidak hanyaterbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Disini, menurut kami ,kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata karma birokrasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi tertentu. Melainkan kepemimpinan bisa terjadi di manasaja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi orang-orang lain ke arah tercapainya tujuan tertentu.

Seorang ulama dapat diikuti orang lain dan memiliki pengaruh yang besar terhadap orang-orang di daerahnya, tidak harus terlebih dahulu diikat oleh aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan organisasi yang sering dinamakan birokrasi. Konkretnya seorang kiai atau ulama, dengan pengaruhnya yang besar, mampu mempengaruhi tingkah laku seorang Bupati Daerah, di dalam memimpin daerahnya, sehingga tidak harus pegawai itu menjadi pegawai di Kabupaten.

Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan tidak harus terjadi dalam suatu organisasi tertentu. Apabila kepemimpinan dibatasi oleh tata krama birokrasi atau dikaitkan dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen.

Dari penjelasan di atas, maka dapat saja terjadi seorang manajer berperilaku sebagai seorang pemimpin, asalkan dia mampu mempengaruhi perilaku orang-orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu menyandang manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kata lain, seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa berperilaku sebagai seorang leader atau pemimpin.
Kutipan : Hilda Titi


Kepemimpinan dalam Manajemen
Manajemen adalah bagian integral dari kepemimpinan. Sesungguhnya, dapatlah dikatakan bahwa manajemen tidak bisa dipisahkan dari kepemimpinan, dan sebaliknya. Dalam kaitan ini, berbicara tentang manajemen berarti berbicara tentang kepemimpinan, karena pada saat pemimpin melaksanakan upaya memimpin, ia memanejemeni. Uraian kali ini akan membahas pokok tentang hubungan kepemimpinan dengan manajemen, sebagai upaya untuk menegaskan mekanisme integral dari kepemimpinan dan manajemen seperti yang telah tekankan di atas. Dalam upaya memperjelas mekanisme keterhubungan dimaksud, di sini kami akan diulas tujuh hal penting seputar hubungan manajemen dan kepemimpinan, yaitu antara lain: (1) Tempat manajemen dalam kepemimpinan; (2) Pemimpin dan manajemen; (3) Manajer dan manajemen; (4) Administrator dan manajemen dalam kepemimpinan; (5) Bawahan dan manajemen; (6) Manajemen dalam organisasi; dan (7) Manajemen dan upaya memimpin

1.      Tempat Manajemen Dalam Kepemimpinan
Manajemen seperti telah disinggung sebelumnya adalah fungsi umum kepemimpinan. Sebagai fungsi umum, manajemen menjelaskan mengenai aspek substansial dan praksis kepemimpinan, yang berhubungan dengan pelaksanaan kepemimpinan secara nyata atau aktual. Dalam kaitan ini, manajemen dapat disebut sebagai seni kepemimpinan. Sebagai seni kepemimpinan, ada tujuh aspek dalam manajemen yang berhubungan langsung dengan kepemimpinan secara praksis, yaitu antara lain:
a)      Manajemen adalah seni bekerja sama
b)      Manajemen adalah seni pemenuhan kebutuhan
c)      Manajemen adalah seni penggalangan
d)     Manajemen adalah seni mempengaruhi
e)      Manajemen adalah seni menyampaikan perintah atau komunikasi
f)       Manajemen adalah seni membuat masa depan organisasi
g)      Manajemen adalah seni mendayagunakan sumber-sumber
Menegaskan hubungan kepemimpinan dan manajemen ini, dapatlah dikatakan bahwa kepemimpinan dalam kaitan ini mewadahkan manajemen, dan manajemen adalah pembuktian bagi aktualisasi pelaksanaan kepemimpinan, atau praksis kepemimpinan dari tujuh aspek seperti yang telah disinggung di atas. Dengan ini dapatlah dikatakan bahwa manajemen membutikan bahwa kepemimpinan sedang terlaksana, karena kepemimpinan hanya berjalan dengan adanya pelaksanaan manajemen.

2.      Pemimpin Dan Manajemen
Hubungan pemimpin dan manajemen dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama, Dari perspektif posisi tugas, seorang pemimpin puncak (top leader) dapat disebut sebagai manajer puncak, atau manajer eksekutif (executive manager). Penyebutan seperti ini menjelaskan tentang peran pemimpin sebagai seorang manajer puncak, yang tidak berarti bahwa pemimpin ada pada posisi manajerial. Kedua, Dari perspektif hubungan pelaksanaan kepemimpinan, telah dikatakan bahwa pemimpin tatkala melaksanakan upaya memimpin sesungguhnya ia sedang melaksanakan tindakan memanejemeni. Dalam perspektif kepemimpinan ini tatkala pemimpin memanajemeni, ia sedang melaksanakan “seni bekerja sama, seni pemenuhan kebutuhan, seni merangkum, seni mempengaruhi, seni memerintah, seni membuat peta keinginan masa depan organisasi, dan seni menggunakan sumber-sumber” yang dibuktikan dengan melaksanakan upaya memimpin (actuating). Upaya memimpin ini adalah bukti adanya kepemimpinan yang sedang telaksana.

3.      Manajer Dan Manajemen
Manajer dalam hubungan dengan menajemen menjelaskan tentang substansi tugas yang ada padanya. Pada satu sisi, manajer ada pada posisi tugas pelaksana kepemimpinan dengan membantu pemimpin memimpin pekerjaan yang bersifat departemenal. Di sini manajer adalah kepala atau pemimpin suatu departemen atau unit kerja dalam suatu organisasi. Pada sisi yang bersifat lebih substansial, manajemen adalah tugas seorang manajer yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas kepemimpinan pada aras manajerial. Tentu tatkala melaksanakan tugasnya, manajer memanejemeni, tetapi perbedaannya, ialah bahwa ia memanejemeni tugasnya atas nama pemimpin yang mendelegasikan tugas manajerial kepadanya.

4.      Administrator Dan Manajemen Dalam Kepemimpinan.
Administrator yang telah dijelaskan sebagai pelaksana tugas-tugas khusus kepemimpinan adalah ujung tombak dari tugas manajemen. Sebagai ujung tombak kepemimpinan, administrator adalah pelaksana tugas kepemimpinan pada aras operasional. Dalam hubungan  penyebutan posisi tugas dan peran administrator, hal ini tergantung pada besar kecilnya organisasi dimana kepemimpinan dijalankan. Apabila organisasinya besar, administrator dapat disebut sebagai manajer lapangan, dan sebaliknya bila organisasinya kecil, administrator dapat menjadi pelaksana tugas langsung, baik sebagai sekretaris atau tugas lapangan yang lainnya.

5.      Bawahan Dan Manajemen.
Bawahan dan para bawahan adalah pelaksana tugas yang ditempatkan pada unit kerja yang dipimpin oleh seorang administrator atau manajer tugas yang menyentuh pekerjaan secara langsung di lapangan. Dalam hubungan dengan manajemen, para bawahan akan selalu ditempatkan pada suatu unit tugas,yang menyetuh pekerjaan secara langsung. Sifat pekerjaan langsung ini dapat berupa tugas dasar, tugas utama mau pun tugas pendukung.

6.      Manajemen Dalam Organisasi.
Dalam hubungan dengan organisasi, manajemen adalah istilah yang sering identik atau idiom dengan kepemimpinan. Misalnya tatkala orang menyebut manajemen sewaktu menjelaskan kata “manajemen dari organisasi ini atau itu” sesungguhnya ia menunjuk kepada kepemimpinan dari organisasi atau pun sistem kepemimpinan dalam suatu organisasi.

7.      Manajemen Dalam Upaya Memimpin.
Pemimpin dalam menerapkan manajemen menyentuh upaya memimpin seperti yang telah disinggung di atas. Dengan demikian, hubungan pemimpin dalam memanejemeni kepemimpinan akan sangat terlihat dalam upaya memimpin yang menyentuh bidang berikut:
   a)      Pemimpin memastikan bahwa ia mengkoordinir kepemimpinan dengan menggerakkan unsur SDM dan mengelola semua sumber menggerakkan semua kompenen untuk terlibat dalam kerja secara sinergis dan simultan.
   b)      Pemimpin memastikan bahwa ia mendasarkan semua upaya memimpin di atas suatu perencanaan strategis yang lengkap.
   c)      Pemimpin harus memastikan adanya pengorganisasian tugas dan penempatan SDM yang tepat bagi semua tugas yang dibuktikan dengan adanya delegasi dan penugasan yang benar dan baik. Dalam hubungan ini, pemimpin harus memastikan bahwa semua unsur pendukung tersedia dan dapat digunakan dalam upaya memimpin. Pemimpin di sini juga harus memastikan adanya komunikasi yang jelas dan lancar dalam seluruh sistem organisasinya.
   d)     Pemimpin harus memimpin dengan menggerakkan semua komponen SDM terlibat dalam pelaksanaan yang bergerak kerja secara sinergis dan simutan ke arah produktivitas optimal (pencapaian hasil kerja optimal) dengan menggunakan strategi dan taktik yang andal.
   e)      Pemimpin harus memastikan pelaksanaan kerja dengan melaksanakan supervisi atau pengawasan dan evalusi untuk refinesasi kerja dalam kepemimpinan guna memperlancar upaya memimpin yang ditanganinya secara bersinambung ke arah pencapaian tujuan organisasi.

FUNGSI – FUNGSI KEPEMIMPINAN
Fungsi – fungsi kepemimpinan bagi seorang manajer adalah sebagai berikut :

1.       Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat tersebut antara lain :
   a)   Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan.
   b)      Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan atas fakta – fakta yang diketahui
   c)      Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.

2.      Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.

3.      Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4.      Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .

5.      Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.

6.      Fungsi memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat dan mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberianhadiah, pujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.

TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.

Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.

Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.
Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional.

SYARAT-SYARAT PEMIMPIN YANG BAIK 
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seorang yang tergolong sebagai pemirnpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya yang berhasil memang telah diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman kerja. Pengambangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus  menerus dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan. Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syaratsyarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :
a) Pendidikan umum yang luas.
b) Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga.
c) Kemampuan berkembang secara mental
d) Ingin tahu
e) Kemampuan analistis
f) Memiliki daya ingat yang kuat
g) Mempunyai kapasitas integratif 
h) Keterampilan berkomunikasi
i) Keterampilan mendidik
j) Personalitas dan objektivitas
l) Mempunyai naluri untuk prioritas
m) Sederhana dan sebagainya
 



Share:

Wikipedia

Hasil penelusuran

© 2017 Management Access. All Right Reserved. Diberdayakan oleh Blogger.