Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono,2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu
kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan
pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Hikmat (2009:
249), kepemimpinan adalah proses pelaksanaan tugas dan kewajiban individu.
Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya
secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah
didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya.
Owen dalam Sudarmiani
(2009: 33) menyimpulkan kepemimpinan sebagai fungsi kelompok non individu,
terjadi dalam interaksi dua orang atau lebih, dimana seseorang menggerakkan
yang lain untuk berpikir dan berbuat sesuai yang diinginkan. Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum,
Weschler and Nassarik, 1961, 24).
Kepemimpinan adalah
sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
Kepemimpinan adalah
suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai
tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46). Kepemimpinan adalah suatu
proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan
dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs &
Jacques, 1990, 281).
Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen
Pada hakikatnya kepemimpinan mempunyai pengertian agak luas dibandingkan
dengan manajemen.
Dalam arti yang luas kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan tidak
hanyaterbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu. Kepemimpinan
adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi
perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Disini, menurut kami
,kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata karma
birokrasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi tertentu.
Melainkan kepemimpinan bisa terjadi di manasaja, asalkan seseorang menunjukkan
kemampuannya mempengaruhi orang-orang lain ke arah tercapainya tujuan tertentu.
Seorang ulama dapat diikuti orang lain dan memiliki pengaruh yang besar
terhadap orang-orang di daerahnya, tidak harus terlebih dahulu diikat oleh
aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan organisasi yang sering dinamakan
birokrasi. Konkretnya seorang kiai atau ulama, dengan pengaruhnya yang besar,
mampu mempengaruhi tingkah laku seorang Bupati Daerah, di dalam memimpin
daerahnya, sehingga tidak harus pegawai itu menjadi pegawai di Kabupaten.
Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan tidak harus
terjadi dalam suatu organisasi tertentu. Apabila kepemimpinan dibatasi oleh
tata krama birokrasi atau dikaitkan dalam suatu organisasi tertentu, maka
dinamakan manajemen.
Dari penjelasan di atas, maka dapat saja terjadi seorang manajer
berperilaku sebagai seorang pemimpin, asalkan dia mampu mempengaruhi perilaku
orang-orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum
tentu menyandang manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kata
lain, seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang
manajer bisa berperilaku sebagai seorang leader atau pemimpin.
Kutipan : Hilda Titi
Kepemimpinan dalam
Manajemen
Manajemen adalah bagian integral dari kepemimpinan. Sesungguhnya, dapatlah
dikatakan bahwa manajemen tidak bisa dipisahkan dari kepemimpinan, dan
sebaliknya. Dalam kaitan ini, berbicara tentang manajemen berarti berbicara
tentang kepemimpinan, karena pada saat pemimpin melaksanakan upaya memimpin, ia
memanejemeni. Uraian kali ini akan membahas pokok tentang hubungan kepemimpinan
dengan manajemen, sebagai upaya untuk menegaskan mekanisme integral dari
kepemimpinan dan manajemen seperti yang telah tekankan di atas. Dalam upaya
memperjelas mekanisme keterhubungan dimaksud, di sini kami akan diulas tujuh
hal penting seputar hubungan manajemen dan kepemimpinan, yaitu antara lain: (1)
Tempat manajemen dalam kepemimpinan; (2) Pemimpin dan manajemen; (3) Manajer
dan manajemen; (4) Administrator dan manajemen dalam kepemimpinan; (5) Bawahan
dan manajemen; (6) Manajemen dalam organisasi; dan (7) Manajemen dan upaya
memimpin
1.
Tempat
Manajemen Dalam Kepemimpinan
Manajemen seperti telah disinggung sebelumnya adalah fungsi umum
kepemimpinan. Sebagai fungsi umum, manajemen menjelaskan mengenai aspek
substansial dan praksis kepemimpinan, yang berhubungan dengan pelaksanaan
kepemimpinan secara nyata atau aktual. Dalam kaitan ini, manajemen dapat
disebut sebagai seni kepemimpinan. Sebagai seni kepemimpinan, ada tujuh aspek
dalam manajemen yang berhubungan langsung dengan kepemimpinan secara praksis,
yaitu antara lain:
a)
Manajemen
adalah seni bekerja sama
b)
Manajemen
adalah seni pemenuhan kebutuhan
c)
Manajemen
adalah seni penggalangan
d)
Manajemen adalah
seni mempengaruhi
e)
Manajemen
adalah seni menyampaikan perintah atau komunikasi
f)
Manajemen
adalah seni membuat masa depan organisasi
g)
Manajemen
adalah seni mendayagunakan sumber-sumber
Menegaskan hubungan kepemimpinan dan manajemen ini, dapatlah dikatakan
bahwa kepemimpinan dalam kaitan ini mewadahkan manajemen, dan manajemen adalah
pembuktian bagi aktualisasi pelaksanaan kepemimpinan, atau praksis kepemimpinan
dari tujuh aspek seperti yang telah disinggung di atas. Dengan ini dapatlah
dikatakan bahwa manajemen membutikan bahwa kepemimpinan sedang terlaksana,
karena kepemimpinan hanya berjalan dengan adanya pelaksanaan manajemen.
2.
Pemimpin Dan
Manajemen
Hubungan pemimpin dan manajemen dapat dilihat dari dua sudut pandang.
Pertama, Dari perspektif posisi tugas, seorang pemimpin puncak (top leader)
dapat disebut sebagai manajer puncak, atau manajer eksekutif (executive
manager). Penyebutan seperti ini menjelaskan tentang peran pemimpin sebagai
seorang manajer puncak, yang tidak berarti bahwa pemimpin ada pada posisi
manajerial. Kedua, Dari perspektif hubungan pelaksanaan kepemimpinan, telah
dikatakan bahwa pemimpin tatkala melaksanakan upaya memimpin sesungguhnya ia
sedang melaksanakan tindakan memanejemeni. Dalam perspektif kepemimpinan ini
tatkala pemimpin memanajemeni, ia sedang melaksanakan “seni bekerja sama, seni
pemenuhan kebutuhan, seni merangkum, seni mempengaruhi, seni memerintah, seni
membuat peta keinginan masa depan organisasi, dan seni menggunakan sumber-sumber”
yang dibuktikan dengan melaksanakan upaya memimpin (actuating). Upaya memimpin
ini adalah bukti adanya kepemimpinan yang sedang telaksana.
3.
Manajer Dan
Manajemen
Manajer dalam hubungan dengan menajemen menjelaskan tentang substansi tugas
yang ada padanya. Pada satu sisi, manajer ada pada posisi tugas pelaksana
kepemimpinan dengan membantu pemimpin memimpin pekerjaan yang bersifat
departemenal. Di sini manajer adalah kepala atau pemimpin suatu departemen atau
unit kerja dalam suatu organisasi. Pada sisi yang bersifat lebih substansial,
manajemen adalah tugas seorang manajer yang berhubungan dengan pelaksanaan
tugas kepemimpinan pada aras manajerial. Tentu tatkala melaksanakan tugasnya,
manajer memanejemeni, tetapi perbedaannya, ialah bahwa ia memanejemeni tugasnya
atas nama pemimpin yang mendelegasikan tugas manajerial kepadanya.
4.
Administrator
Dan Manajemen Dalam Kepemimpinan.
Administrator yang telah dijelaskan sebagai pelaksana tugas-tugas khusus
kepemimpinan adalah ujung tombak dari tugas manajemen. Sebagai ujung tombak
kepemimpinan, administrator adalah pelaksana tugas kepemimpinan pada aras
operasional. Dalam hubungan penyebutan posisi tugas dan peran
administrator, hal ini tergantung pada besar kecilnya organisasi dimana kepemimpinan
dijalankan. Apabila organisasinya besar, administrator dapat disebut sebagai
manajer lapangan, dan sebaliknya bila organisasinya kecil, administrator dapat
menjadi pelaksana tugas langsung, baik sebagai sekretaris atau tugas lapangan
yang lainnya.
5.
Bawahan Dan
Manajemen.
Bawahan dan para bawahan adalah pelaksana tugas yang ditempatkan pada unit
kerja yang dipimpin oleh seorang administrator atau manajer tugas yang
menyentuh pekerjaan secara langsung di lapangan. Dalam hubungan dengan
manajemen, para bawahan akan selalu ditempatkan pada suatu unit tugas,yang
menyetuh pekerjaan secara langsung. Sifat pekerjaan langsung ini dapat berupa
tugas dasar, tugas utama mau pun tugas pendukung.
6.
Manajemen
Dalam Organisasi.
Dalam hubungan dengan organisasi, manajemen adalah istilah yang sering
identik atau idiom dengan kepemimpinan. Misalnya tatkala orang menyebut
manajemen sewaktu menjelaskan kata “manajemen dari organisasi ini atau itu”
sesungguhnya ia menunjuk kepada kepemimpinan dari organisasi atau pun sistem
kepemimpinan dalam suatu organisasi.
7.
Manajemen
Dalam Upaya Memimpin.
Pemimpin dalam menerapkan manajemen menyentuh upaya memimpin seperti yang
telah disinggung di atas. Dengan demikian, hubungan pemimpin dalam memanejemeni
kepemimpinan akan sangat terlihat dalam upaya memimpin yang menyentuh bidang
berikut:
a)
Pemimpin
memastikan bahwa ia mengkoordinir kepemimpinan dengan menggerakkan unsur SDM
dan mengelola semua sumber menggerakkan semua kompenen untuk terlibat dalam
kerja secara sinergis dan simultan.
b)
Pemimpin
memastikan bahwa ia mendasarkan semua upaya memimpin di atas suatu perencanaan
strategis yang lengkap.
c)
Pemimpin
harus memastikan adanya pengorganisasian tugas dan penempatan SDM yang tepat
bagi semua tugas yang dibuktikan dengan adanya delegasi dan penugasan yang
benar dan baik. Dalam hubungan ini, pemimpin harus memastikan bahwa semua unsur
pendukung tersedia dan dapat digunakan dalam upaya memimpin. Pemimpin di sini
juga harus memastikan adanya komunikasi yang jelas dan lancar dalam seluruh
sistem organisasinya.
d)
Pemimpin
harus memimpin dengan menggerakkan semua komponen SDM terlibat dalam
pelaksanaan yang bergerak kerja secara sinergis dan simutan ke arah
produktivitas optimal (pencapaian hasil kerja optimal) dengan menggunakan
strategi dan taktik yang andal.
e)
Pemimpin
harus memastikan pelaksanaan kerja dengan melaksanakan supervisi atau
pengawasan dan evalusi untuk refinesasi kerja dalam kepemimpinan guna
memperlancar upaya memimpin yang ditanganinya secara bersinambung ke arah
pencapaian tujuan organisasi.
FUNGSI – FUNGSI KEPEMIMPINAN
Fungsi – fungsi kepemimpinan bagi seorang manajer adalah sebagai berikut :
1.
Fungsi
Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi
dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.
Manfaat – manfaat tersebut antara lain :
a)
Perencanaan
merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan
apa yang akan dilakukan.
b)
Perencanaan
berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan
atas fakta – fakta yang diketahui
c)
Perencanaan berarti
proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan
tujuan atau target yang akan dicapai.
2.
Fungsi
memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu
mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal
ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan
dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang
merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi
baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi
hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3.
Fungsi
pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk
para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai
kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam
pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada
anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari
loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4.
Fungsi
Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan –
hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan
kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
5.
Fungsi
mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah
dilakukan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu,
kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis
dan lain sebagainya.
6.
Fungsi
memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak
buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat dan mempengaruhi anak buahnya
agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang
dipimpinnya. Pemberianhadiah, pujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan
oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan
dihargai oleh pemimpinnya.
TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti
dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan
instruksi-instruksinya harus ditaati.
Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari
kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab
tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap
kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian.
Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian
tujuan yang diinginkan.
Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan
diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya
untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia
hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut
campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu
tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan
demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya
bekerja bebas tanpa kekangan.
Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe
kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan
oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya
adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di
bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan
harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih
tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai
oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan
sebagai seorang pemimpinan yang profesional.
SYARAT-SYARAT PEMIMPIN YANG BAIK
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seorang yang tergolong sebagai
pemirnpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya yang berhasil memang telah
diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat
genetisnya melalui pendidikan pengalaman kerja. Pengambangan kemampuan itu
adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus dengan maksud agar
yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syaratsyarat
ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di
antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :
a) Pendidikan
umum yang luas.
b) Pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga.
c) Kemampuan
berkembang secara mental
d) Ingin tahu
e) Kemampuan
analistis
f) Memiliki
daya ingat yang kuat
g) Mempunyai
kapasitas integratif
h) Keterampilan
berkomunikasi
i) Keterampilan
mendidik
j) Personalitas
dan objektivitas
l) Mempunyai naluri
untuk prioritas
m) Sederhana
dan sebagainya
0 komentar:
Posting Komentar