Selasa, 19 September 2017
Home »
Manajemen Perubahan
» Manajemen Perubahan - Peranan Pemimpin, Manajer, dan HR
Manajemen Perubahan - Peranan Pemimpin, Manajer, dan HR
PERANAN PEMIMPIN, MANAJER, dan HR
Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang
sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".
Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :
o Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya dan
memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
o Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan
tacit knowledge pada rekan-rekannya.
o Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
o Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan
dalam setiap aktivitasnya.
Peran Pemimpin
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk
bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas):
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung
jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinan
dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan mendahulukan
prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-
tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara
efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5. Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Manajer adalah pelaku Manajemen, yaitu orang yang bertugas untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengatur bagaimana timnya bekerja mencapai tujuan yang ditetapkan. Namun menurut penelitian Henry Mintzberg, Manajer sebenarnya memiliki 10 peranan dasar yang digolongkan menjadi tiga kategori dasar yaitu Interpersonel roles (peran antarpribadi), Informational roles (peran informasional), Decisional roles (peran keputusan).
Peran Manajer
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai 10 Peran Manajer menurut Mintzberg yang dipublikasikan dalam “Mintzberg on Management: Inside our Strange World of Organizations” pada tahun 1990.
Interpersonal Roles (Peran Antarpribadi)
Kategori Peran Antarpribadi ini adalah kategori peran seorang Manajer untuk memberikan informasi dan Ide. Terdapat 3 peran Manajer yang digolongkan ke dalam Kategori Interpersonal Roles (Peran Antarpribadi), ketiga peran tersebut adalah :
1. Sosok atau Figur (Figurehead)
Seorang Manajer memiliki tanggung jawab terhadap legal, sosial, seremonial dan juga bertindak sebagai simbol perusahaan. Seorang Manajer diharapkan menjadi sumber inspirasi. Sebagai contoh, seorang Manajer biasanya akan melakukan hal-hal seremonial seperti menghadiri acara pemootongan pita peresmian, menandatangani dokumen legal (hukum), menyapa tamu perusahaan dan menjadi tuan rumah resepsi.
2. Pemimpin (Leader)
Seorang Manajer bertugas sebagai pemimpin dalam Tim, departemen ataupun organisasinya. Menyeleksi dan Melatih karyawanya serta mengelola kinerja dan memotivasi karyawannya.
3. Penghubung (Liaison)
Seorang Manajer harus membangun dan menjaga komunikasi dengan kontak Internal perusahaan maupun kontak eksternal perusahaan. Contohnya berpartisipasi dalam pertemuan dengan perwakilan dari divisi/departemen lain atau organisasi lainnya.
Informational Roles (Peran Informasional)
Pada Peran Informasional ini, Seorang Manager berperan sebagai pengelola Informasi. 3 Peran yang tergolong dalam Informational Roles adalah sebagai berikut :
1. Pemantau (Monitor)
Dalam Peran Pemantau ini, seorang manajer berperan sebagai pencari informasi yang berkaitan dengan industri dan organisasinya. Seorang Manajer juga memantau tim yang dipimpinnya baik dari segi produktivitas, kinerja maupun kenyamanan kerja anggota timnya.
2. Penyebar Informasi (Disseminator)
Setelah mendapatkan informasi, seorang manajer harus menyebarkan dan mengkomunikasikan informasi tersebut ke orang lain yang ada di dalam organisasinya atau mengkomunikasikan informasi tersebut ke anggota timnya ataupun karyawan yang berkaitan lainnya di dalam perusahaan. Contoh peran penyebar informasi seorang manajer seperti menyampaikan memo, email atau laporan kepada bawahannya mengenai informasi dan keputusan yang telah diambil.
3. Juru Bicara (Spokesperson)
Seorang Manajer juga berperan sebagai Juru Bicara yang meneruskan informasi tentang organisasinya dan tujuan organisasinya ke pihak luar.
Decisional Roles (Peran Pengambilan Keputusan)
Seorang Manajer juga berperan sebagai Wirausahawan, Pemecah masalah, pembagi sumber daya dan perunding. Keempat peran tersebut termasuk ke dalam kategori Decisional Roles atau Peran Pengambilan Keputusan. Berikut ini penjelasan singkatnya.
1. Wirausahawan (Entrepreneur)
Seorang Manajer harus mampu membuat suatu perubahaan dan mengendalikannya untuk kemajuan organisasinya. Peran Manajer disini adalah memecahkan masalah dan menghasilkan ide-ide baru serta menerapkannya dalam organisasi. Manajer harus merencanakan masa depan organisasinya, membuat proyek-proyek perbaikan dan peningkatan kualitas dan produktivitas.
2. Pemecah masalah (Disturbance Handler)
Setiap organisasi pasti menemukan masalah dan hambatan dalam operasionalnya. Ketika suatu permasalahan atau hambatan terjadi, manajer harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Dan jika terjadi konflik diantara anggota timnya, manajer harus menjadi penengah dan mencarikan alternatif strategis untuk menyelesaikan konflik tersebut.
3. Pembagi Sumber Daya (Resource Allocator)
Seorang Manajer juga berperan sebagai pembagi sumber daya yaitu menentukan dimana sumber daya tersebut harus dialokasikan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Sumber daya yang dimaksud disini dapat berupa dana, tenaga kerja, material, mesin dan sumber daya lainnya.
4. Negosiator (Negotiator)
Seorang Manajer adalah juga seorang Negosiator, berpartisipasi atau mengambil bagian dalam melakukan negosiasi dengan pihak luar untuk memperjuangkan kepentingan bisnis perusahaannya.
Dalam perannya yang terus berkembang dari waktu ke waktu, Human Resource (HR) perlu untuk membuat strategi yang konsisten dalam membantu organisasi mencapai tujuan utamanya.
Konsep dari pengembangan strategi SDM ini harus berhubungan dan mendukung strategi yang dijalankan oleh organisasi. Dalam pandangannya, Stone (2008) menyatakan peran dari seorang HR dalam mendesign strategi SDM haruslah meyakinkan kepada manajemen bahwa strategi SDM tersebut mampu meningkatakan “profitability” melalui peningkatan produktivitas karyawan. Penulis buku strategic HRM, Mello (2006) juga menyampaikan teorinya bahwa strategi SDM haruslah berjalan berkesinambungan dengan budaya dan nilai-nilai yang dianut organisasi. Hal ini dikarenakan HR memiliki peranan yang cukup strategik dalam mengelola efektivitas kerja karyawan, sehingga pengimplementasian dari strategi SDM tidak akan kehilangan makna dan arah dari organisasi tersebut.
Thite (2004) juga menyampaikan keyakinannya bahwa pengimplementasian strategi SDM yang efektif dan sukses akan meningkatkan rasa kepercayaan diri karyawan dan kepercayaan terhadap organisasi dan pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan dan kapasitas dari karyawannya untuk bersama-sama mencapai sukses di organisasi tersebut. Dengan adanya rasa percaya terhadap organisasi maka karyawan akan memberikan yang terbaik pula bagi organisasi.
Bagaimana mengimplementasikan konsep strategi SDM yang efektif merupakan tantangan tersendiri bagi HR manager dan HR department. Dalam hal ini HR harus lebih proaktif untuk menciptakan konsep-konsep strategi pengembangan SDM yang sejalan dengan nilai-nilai organisasi. Analisa dari kekuatan & kelemahan yang dimiliki oleh organisasi akan sangat membantu dalam mendesign konsep dari strategi SDM ini. Hal ini dikarenakan didalam dunia kompetisi yang semakin menggila ini, peranan dari kemampuan dan kapasitas “internal” organisasi sangat memainkan peran yang sangat penting untuk memenangkan persaingan. Aset SDM adalah asset yang unik dan berbeda di setiap organisasi. Semakin suatu organisasi mampu mengembangkan dan mengelola asset “kapasitas” SDM ini, maka disitulah kunci sukses organisasi tersebut.
Kebutuhan organisasi untuk mendesign konsep pengembangan SDM-nya memicu perubahan peran seorang HR dalam mengelola SDM organisasi dari peran-peran tradisionalnya sebagai seorang administrator, menjadi peran yang lebih strategik di dalam organisasi. Didalam peranannya yang lebih strategik inilah HR harus mampu membawa perubahan dan mampu mengupayakan peningkatan kapasitas karyawan. HR harus menyadari bahwa HR memegang peranan yang krusial dalam pencapaian sukses organisasi melalui pengelolaan asset-asset SDM yang dimiliki organisasi tersebut. Dalam peranan yang lebih strategik ini pula, HR harus mampu menyampaikan pesan-pesan perubahan tersebut tidak hanya kepada management organisasi dan seluruh karyawan tetapi juga ke “customers/client dan networking” dari organisasi tersebut.
Stone (2008) menyatakan bahwa dalam perkembangan peran kearah yang lebih strategik, maka HR memiliki 4 fungsi utama yaitu ; sebagai partner yang strategik dari management dalam pengambilan keputusan, sebagai seorang ahli administrasi di dalam organisasi, sebagai penyampai suara karyawan, dan juga sebagai pembawa agen perubahan di organisasi. Secara garis besar, HR perlu menciptakan konsep strategi pengembangan SDM ini dan menciptakan konsep-konsep pengimplementasiannya untuk mencapai sukses organisasi secara keseluruhan (2009).
Semoga artikel tersebut bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar