Selasa, 19 September 2017

Manajemen Perubahan - Faktor faktor Sosial dan Manusia Manajemen Perubahan

Faktor-faktor Sosial dan Manusia
A. Faktor Intern dan Ekstern Penyebab Perubahan Sosial
Banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, baik yang positif maupun negatif. Contoh perubahan yang positif adalah perubahan pola pikir masyarakat dari pandangan yang menganggap bahwa banyak anak banyak rejeki menjadi dua anak saja cukup. Perubahan pola pikir itu membawa pengaruh yang positif bagi masyarakat, karena kesejahteraan dan pendidikan anak menjadi lebih terjamin.
Adapun perubahan yang menimbulkan pengaruh negatif, misalnya adalah penggunaan mesin-mesin industri untuk menggantikan tenaga manusia yang dapat menyebabkan munculnya pengangguran dalam masyarakat. Untuk dapat memahami lebih dalam mengenai perubahan sosial, perlu kiranya mengetahui mengenai faktor-faktor yang menjadi penyebab perubahan itu.
 

1). Faktor Internal Penyebab Perubahan Sosial
Faktor internal atau yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial adalah perubahan penduduk, penemuan baru, konflik, dan pemberontakan.
a. Perubahan Penduduk

Setiap anggota masyarakat pasti mengalami proses sosial, di antaranya adalah interaksi sosial dan sosialisasi. Dengan begitu secara cepat maupun lambat akan merubah pola pemikiran mereka dan tingkat pengetahuan yang akan lebih mempercepat proses perubahan.

Penemuan merupakan tambahan pengetahuan terhadap perbendaharaan pengetahuan dunia yang telah diverifikasi. Penemuan menambahkan sesuatu yang baru pada kebudayaan karena meskipun kenyataan tersebut sudah lama ada, namun kenyataan itu baru menjadi bagian setelah kenyataan tersebut ditemukan. Penemuan baru menjadi suatu faktor dalam perubahan sosial jika hasil penemuan tersebut didayagunakan.
Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi berbagai proses berikut ini:
Discovery, yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh seorang individu atau serangkaian individu dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru ataupun ide-ide baru.
Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Discovery baru akan menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru itu.
Inovasi atau proses pembaruan, yaitu suatu proses panjang yang meliputi suatu penemuan unsur baru, jalannya unsur baru itu tersebar ke bagian-bagian masyarakat, serta cara-cara unsur baru itu diterima, dipelajari, dan akhirnya diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat. Di dalam masyarakat dikatakan telah terjadi inovasi apabila unsur atau alat baru yang ditemukan telah banyak dikenal dan dipakai secara luas oleh warga masyarakat.

Ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk melakukan penemuan atau pembaruan terhadap suatu hal, di antaranya adalah sebagai berikut:
Kesadaran dari para individu akan adanya kekurangan dalam kebudayaannya. Individu tersebut berusaha untuk berbuat sesuatu guna mengisi dan memperbaiki kekurangan yang ada.
Mutu dan keahlian para individu yang bersangkutan akan mendorong terjadinya penemuan baru. Apabila seorang ahli ingin meningkatkan mutu dari hasil karyanya, maka mendorongnya untuk senantiasa mengoreksi hasil karyanya itu.
Adanya sistem perangsang dalam masyarakat yang mendorong mutu. Misalnya dengan mutu yang dihasilkannya, maka seseorang itu akan mendapatkan penghormatan, kedudukan yang tinggi, harta kekayaan, dan lain-lain.
Adanya krisis dalam masyarakat. Banyak penemuan-penemuan baru yang dihasilkan ketika terjadi krisis dalam masyarakat.

c. Konflik dalam Masyarakat

Adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat, seperti perbedaan ciri-ciri fisik, kepentingan, pendapat, status sosial Konflik dapat terjadi antar individu, antar kelompok, antara individu dengan kelompok, dan antargenerasi. Konflik antarkelompok, misalnya konflik antar suku bangsa yang terjadi di Timika, Papua. Konflik tersebut telah menimbulkan kerusakan, jatuhnya korban jiwa, dan hancurnya harta benda. Sebagai proses sosial, konflik memang merupakan proses disosiatif, namun tidak selalu berakibat negatif.

d. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat

Revolusi bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan telah mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 yang ditandai dengan dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta. Dengan proklamasi bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, bebas dari cengkeraman penjajah,sertatelahmengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional dengan berbagai perubahan yang mengikutinya, mulai dari lembaga keluarga, sistem sosial, sistem politik, sistem ekonomi, dan sebagainya.

2). Faktor Eksternal Penyebab Perubahan Sosial
a. Faktor Alam

Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Alam adalah penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil tanaman, serta sumber kesehatan dan keindahan. Pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi lambat laun dapat merusak alam. Semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula tekanan terhadap alam. Oleh karena itu akan terjadi perusakan alam.

b. Peperangan

Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan kepribadian dari individu-individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Betapa tidak, perang pasti akan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan akan membawa perubahan dalam masyarakat tersebut, baik besar maupun kecil. Selain itu akan membawa akibat yang berarti bagi masyarakat setempat. Hal ini terutama pada masyarakat yang kalah perang, karena adanya pemaksaan berbagai kebudayaan oleh negara yang menang perang.

c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain

Di era globalisasi sekarang ini, pengaruh kebudayaan masyarakat lain merupakan suatu hal yang tidak bisa dielakkan lagi. Adanya hubungan kerja sama antarnegara serta sarana komunikasi dan informasi yang semakin canggih, seperti televisi, radio, dan internet memudahkan pengaruh kebudayaan masyarakat lain masuk dalam suatu negara. Akibatnya muncul perubahan pada masyarakat yang menerima pengaruh kebudayaan itu.

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sikap pada Manusia
1. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

2. Kebudayaan

B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.

3. Media Massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempresepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku pada Manusia
1. Faktor Internal

Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain jenis ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan intelegensia

2. Faktor Eksternal

Selain di pengaruhi oleh faktor internal, perubahan perilaku manusia juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Diantaranya yaitu : pendidikan, agama, kebudayaan, lingkungan, dan sosial ekonomi.

D. Reaksi Terhadap Perubahan Pangkat dan Arsip
Semakin manusia memiliki pangkat semakin ia punya andil untuk melakukan perubahan, karena pangkat dari individu seseorang mempunyai Power yang kuat untuk melakukan perubahan. Salah satu faktor penting dalam hal perubahan pola pikir dan budaya kerja dilingkungan suatu organisasi adalah adanya keteladanan yang nyata dari pimpinan dan individu anggota organisasi. Pimpinan organisasi mempunyai lingkar pengaruh yang luas, sehingga perilaku pimpinan akan menjadi contoh bagi para bawahan untuk bertindak dan berperilaku. Perilaku pimpinan yang baik, sesuai dengan nilai-nilai yang dianut organisasi akan memudahkan usaha untuk mengubah perilaku bawahannya.

Sedangkan Arsip adalah Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Arsip mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan bahan pustaka diantaranya adalah arsip harus autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah, informasinya utuh, dan berdasarkan asas asal usul (principle of provenance) dan aturan asli (principle oforiginal order). Arsip terdiri dari 2 jenis, antara lain:

a. Arsip Konvensional; contoh: arsip kertas

b. Arsip Media Baru; contoh: arsip micro film, kaset dll.

E. Reaksi Terhadap Penahanan atau Pelindung
Perubahan yang dimulai dari individu yang berpengaruh kepada masyarakat ataupun sebaliknya, pada gilirannya akan menjadi penahan dan pelindung dari berbagai kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi yang pada akhirnya akan merubah tatanan masyarakat itu sendiri.

F. Reaksi Terhadap Agen - agen Perubahan
1. Pengertian Agen Perubahan

Agen Perubahan adalah seorang individu yang memengaruhi klien dalam mengambil keputusan inovasi agar sesuai dengan yang diharapkan oleh agen perubahan itu sendiri. Seorang agen perubahan biasanya mengadopsi sebuah ide baru, tetapi dia juga dapat memperlambat proses difusi dan mencegah suatu adopsi dari inovasi dengan efek yang tidak diharapkan.

2. Peran atau Tugas Agen Perubahan

Ada enam (6) tugas utama agen perubahan dalam melaksanakan difusi inovasi (Rogers dan Shoemaker, 1971) yaitu :

· Membina suatu hubungan dalam rangka perubahan

· Mendiagnosa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat

· Menciptakan keinginan perubahan di kalangan klien

· Menerjemahkan keinginan perubahan tersebut menjadi tindakan yang nyata

· Menjaga kestabilan perubahan dan mencegah terjadinya drop-out

· Mencapai suatu terminal hubungan 


Dalam artikel Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama yang berjudul Agen Perubahan (Agent Of Change).Peran Agen Perubahan terdiri dari :

Ø Membangun kesadaran bahwa mereka memerlukan perubahan (To develop a need for change). Pada tahap awal Agen Perubahan diharapkan mampu menyadarkan target Inovasi atau Kebijakan Publik bahwa mereka memerlukan perubahan dengan menunjukkan alternative sikap atau perilaku yang sebaiknya mereka lakukan serta perubahan sikap itu akan memberikan kemudahan atau keuntungan bagi mereka. Diharapkan pada tahap ini target perubahan mempunyai kesadaran dalam bentuk keyakinan bahwa untuk hal yang lebih baik mereka harus berubah demi kebaikan dan kemanfaatan bagi mereka sendiri

Ø Mengembangkan hubungan dengan saling tukar informasi (To establish an information exchange relationship). Ketika kelompok sosial atau masyarakat target Inovasi atau Kebijakan menyadari bahwa mereka memerlukan perubahan, maka Agen Perubahan secara terus menerus membangun komunikasi. Sebelum mengembangkan hubungan yang baik, Agen Perubahan harus dapat diterima serta dipercaya oleh kelompok sosial atau masyarakat target. Agen Perubahan harus mampu membangun citra diri sehingga dipersepsikan bahwa dia adalah orang yang kompeten (competence), kridibel (credible), dapat dipercaya (trustworthiness) dan bersikap penuh simpati dan empati pada kelompok sosial atau masyarakat

Ø Melakukan identifikasi masalah (To diagnose problems), Agen Perubahan bertanggung jawab dengan cara menyajikan hasil analysis – synthesis tentang apa – apa yang ada (existing) dan ternyata tidak dapat memenuhi kebutuhannya saat itu, dan oleh sebab itu memerlukan perubahan. Pada saat yang demikian Agen Perubahan diharapkan mampu melihat persoalan yang dihadapi dengan menggunakan cara pandang (perspective) kelompok sosial atau masyarakat.

Ø Mendorong niat untuk berubah (To create an intent in the client to change). Setelah Agen Perubahan menjelaskan berbagai cara tindakan yang mungkin harus dilakukan oleh kelompok sosial atau masyarakat target Inovasi atau Kebijakan untuk mencapai tujuan (goal) mereka, maka Agen Perubahan dituntut untuk mampu memberi motivasi kepada target Inovasi atau kebijakan agar mengadopsi inovasi atau kebijakan yang telah ditawarkan Agen Perubahan.

Ø Mentransformasikan sekedar niat menjadi tindakan nyata (To translate an intent to action). Pada tahap ini Agen Perubahan dituntut untuk mencari tahu tentang cara bagaimana mempengaruhi kelompok sosial dan berperilaku sebagaimana rekomendasi yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan mereka sendiri. Pada tahap ini komunikasi interpersonal antar mereka sendiri (kelompok masyarakat) dapat membantu meyakinkan mereka untuk memutuskan mengadopsi kebijakan publik yang sesuai dengan kebutuhan mereka, terutama pendapat tokoh informal dalam systems sosial masyarakat mereka sendiri

Ø Merawat adopsi mencegah pembatalan adopsi (To stabilize adoption and prevent

discontinuance). Agen Perubahan diharapkan tetap mendampingi kelompok sosial agar tetap bertahan dengan sikap perilaku yang sudah diputuskan dengan mengadopsi inovasi. Pendampingan merupakan tahap penting, karena menjadi konfirmasi tentang perubahan perilaku yang dibutuhkan dan sekaligus menunjukkan manfaatnya bagi mereka.

Ø Pencapaian Hubungan Agen Perubahan dan Komunitas Target Perubahan (To achieve aterminal relationship). mendorong komunitas target perubahan untuk mampu bersikap mendorong komunitas sosial atau masyarakat target, maka komunitas sosial perubahan seharusnya telah mampu menciptakan kader Agen Perubahan (baru) dari komunitas sosial target perubahan itu sendiri.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar


Wikipedia

Hasil penelusuran

© 2017 Management Access. All Right Reserved. Diberdayakan oleh Blogger.