MANAJEMEN PERUBAHAN
"Perubahan" dalam arti luas adalah respon yang direncanakan atau tidak direncanakan untuk
menghadapi tekanan dan membangun
kekuatan. Kekuatan teknologi,
ekonomi, sosial dan politik telah menyebabkan organisasi memodifikasi pekerjaan selama beberapa dekade.
Hal Ini akan menjadi tidak realistis
untuk menunjukkan adanya kesepakatan universal
tentang besarnya, jangka waktu,
dan implikasi dari kekuatan ini
(Kumar,2003:5).
Perubahan
yang direncanakan adalah kegiatan perubahan yang disengaja dan berorientasi
tujuan. Sementara perubahan yang tidak direncanakan adalah kegiatan perubahan
yang tidak disengaja dan sifatnya hanya kebetulan saja. Untuk menghadapi
perubahan yang tidak direncanakan tersebut organisasi membutuhkan fleksibilitas
yang luar biasa dan kemampuan organisasi dalam beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan (Robin, 2003:347). Perubahan lingkungan bisnis di lingkungan
kediklatan yang seringkali tidak mampu diprediksi menuntut organisasi/perusahaan
untuk mampu belajar dengan cepat, berinovasi secara berkelanjutan, menciptakan
strategi-straetegi baru, mendeteksi dengan cepat adanya perubahan trend,
membuat keputusan yang tepat dan cepat dalan menangkap peluang bisnis
(Mujarudin,2006:4).
Perubahan
dalam organisasi meliputi dua orde; orde pertama adalah perubahan yang linear
dan berkesinambungan dan orde yang kedua adalah perubahan yang
multidimensional, multilevel, tidak berkesinambungan dan radikal. Perubahan
radikal dalam transformasi organisasional memunculkan tantangan berat bagi
organisasi saat ini, bagaimana organisasi dapat melakukan transformasi
organisasional tanpa menimbulkan masalah, atau dampak yang menyakitkan bagi
anggota organisasinya. Perubahan tidak selalu bisa diterima oleh seluruh organisasi,
agar perubahan tsb tidak menyakitkan, maka perubahan perlu memperhatikan waktu
dan tidak dilakukan secara terus menerus (Abrahamson, 2000 dalam Darsono,
2002:80).
Perubahan
dalam organisasi bisa dilakukan terhadap struktur organisasi, teknologi,
pengaturan fisik dan proses operasi (reengineering), dan perubahan
orang. Perubahan organisasi seringkali memiliki dampak negative terhadap
individu maupun organisasi disamping dampak positif. Karena itu seringkali
resistansi terjadi penolakan baik oleh individu ataupun organisasi. Sumber
penolakan terhadap perubahan oleh individu adalah karena kebiasaan, keamanan
(karena perubahan penuh dengan ketidak pastian dan ambiguitas), faktor ekonomi,
ketakutan yang tidak diketahui dan pemrosesan informasi selektif. Sedangkan
sumber penolakan oleh organisasi adalah kelembaman struktur, batas focus pada
penolakan, kelembaman kelompok, ancaman keahlian, ancaman untuk menggunakan
kekuatan hubungan dan ancama penggunaan alokasi sumber-sumber (Robin
2003:353-354).
Aradea
dkk (2010:E-27) mengatakan bahwa Change Management adalah serangkaian
proses yang digunakan untuk memastikan bahwa perubahan strategis yang
signifikan dalam organisasi dilakukan secara terkontrol dan sistematis, untuk
mengatasi resistensi terhadap perubahan dalam rangka meningkatkan keterlibatan
dan pencapaian tujuan organisasi untuk transformasi efektif. Pencapaian
perubahan yang berkelanjutan dimulai dengan pemahaman yang jelas tentang
keadaan organisasi saat ini, diikuti dengan pelaksanaan strategi yang tepat dan
ditargetkan.
Change
Management difokuskan pada hasil perubahan yang akan
dihasilkan dan peraturan baru harus bisa dipahami. Perubahan proses biasanya
berlaku untuk tugas dan/atau perubahan struktur. Strategi Change Management yang
komprehensif diarahkan pada tujuan yang diinginkan dan menciptakan rasa
kepemilikan, sehingga memungkinkan perbaikan berkelanjutan, terukur dan
membangun kemampuan untuk menghadapi perubahan di masa depan.
Semoga artikel tersebut bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar