Selasa, 19 September 2017

Manajemen Perubahan



MANAJEMEN PERUBAHAN

"Perubahan" dalam arti luas adalah respon yang direncanakan atau tidak direncanakan untuk menghadapi tekanan dan membangun kekuatan. Kekuatan teknologi, ekonomi, sosial dan politik telah menyebabkan organisasi memodifikasi pekerjaan selama beberapa dekade. Hal Ini akan menjadi tidak realistis untuk menunjukkan adanya kesepakatan universal tentang besarnya, jangka waktu, dan implikasi dari kekuatan ini (Kumar,2003:5).

Perubahan yang direncanakan adalah kegiatan perubahan yang disengaja dan berorientasi tujuan. Sementara perubahan yang tidak direncanakan adalah kegiatan perubahan yang tidak disengaja dan sifatnya hanya kebetulan saja. Untuk menghadapi perubahan yang tidak direncanakan tersebut organisasi membutuhkan fleksibilitas yang luar biasa dan kemampuan organisasi dalam beradaptasi terhadap perubahan lingkungan (Robin, 2003:347). Perubahan lingkungan bisnis di lingkungan kediklatan yang seringkali tidak mampu diprediksi menuntut organisasi/perusahaan untuk mampu belajar dengan cepat, berinovasi secara berkelanjutan, menciptakan strategi-straetegi baru, mendeteksi dengan cepat adanya perubahan trend, membuat keputusan yang tepat dan cepat dalan menangkap peluang bisnis (Mujarudin,2006:4).

Perubahan dalam organisasi meliputi dua orde; orde pertama adalah perubahan yang linear dan berkesinambungan dan orde yang kedua adalah perubahan yang multidimensional, multilevel, tidak berkesinambungan dan radikal. Perubahan radikal dalam transformasi organisasional memunculkan tantangan berat bagi organisasi saat ini, bagaimana organisasi dapat melakukan transformasi organisasional tanpa menimbulkan masalah, atau dampak yang menyakitkan bagi anggota organisasinya. Perubahan tidak selalu bisa diterima oleh seluruh organisasi, agar perubahan tsb tidak menyakitkan, maka perubahan perlu memperhatikan waktu dan tidak dilakukan secara terus menerus (Abrahamson, 2000 dalam Darsono, 2002:80).

Perubahan dalam organisasi bisa dilakukan terhadap struktur organisasi, teknologi, pengaturan fisik dan proses operasi (reengineering), dan perubahan orang. Perubahan organisasi seringkali memiliki dampak negative terhadap individu maupun organisasi disamping dampak positif. Karena itu seringkali resistansi terjadi penolakan baik oleh individu ataupun organisasi. Sumber penolakan terhadap perubahan oleh individu adalah karena kebiasaan, keamanan (karena perubahan penuh dengan ketidak pastian dan ambiguitas), faktor ekonomi, ketakutan yang tidak diketahui dan pemrosesan informasi selektif. Sedangkan sumber penolakan oleh organisasi adalah kelembaman struktur, batas focus pada penolakan, kelembaman kelompok, ancaman keahlian, ancaman untuk menggunakan kekuatan hubungan dan ancama penggunaan alokasi sumber-sumber (Robin 2003:353-354).

Aradea dkk (2010:E-27) mengatakan bahwa Change Management adalah serangkaian proses yang digunakan untuk memastikan bahwa perubahan strategis yang signifikan dalam organisasi dilakukan secara terkontrol dan sistematis, untuk mengatasi resistensi terhadap perubahan dalam rangka meningkatkan keterlibatan dan pencapaian tujuan organisasi untuk transformasi efektif. Pencapaian perubahan yang berkelanjutan dimulai dengan pemahaman yang jelas tentang keadaan organisasi saat ini, diikuti dengan pelaksanaan strategi yang tepat dan ditargetkan.

Change Management difokuskan pada hasil perubahan yang akan dihasilkan dan peraturan baru harus bisa dipahami. Perubahan proses biasanya berlaku untuk tugas dan/atau perubahan struktur. Strategi Change Management yang komprehensif diarahkan pada tujuan yang diinginkan dan menciptakan rasa kepemilikan, sehingga memungkinkan perbaikan berkelanjutan, terukur dan membangun kemampuan untuk menghadapi perubahan di masa depan.

Semoga artikel tersebut bermanfaat
Share:

0 komentar:

Posting Komentar


Wikipedia

Hasil penelusuran

© 2017 Management Access. All Right Reserved. Diberdayakan oleh Blogger.