Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) - Manajemen Diri (Self Management)
DEFINISI MANAJEMEN DIRI
Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner : Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian Manajemen Menurut Mary Parker Follet : Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
manajemen diri atau pengendalian diri pada dasarnya telah banyak diungkapkan oleh Thoresen dan Mahoney (1974). Menurut mereka pengendalian diri terjadi ketika, tidak adanya kontrol dari luar secara langsung, artinya seseorang memunculkan respon yang dirancang untuk mengontrol prilakunya sendiri. Misalnya, seorang pria menunjukkan pengendalian diri ketika sendirian di rumah (tanpa pengawasan) dan bebas untuk melakukan hal apapun yang ia inginkan, ia sambil makan kacang tanah, minum bir, dan tidak berolahraga mengendarai sepeda selama 20 menit. Definisi yang diungkapkan Thoresen dan Mahoney, pengendalian diri tidak terlibat saat kejadian eksternal yang segera dan nyata mengatur kesempatan itu untuk atau memperkuat respon pengendali. Pria itu tidak akan melanggar pantangan dengan adanya pengendalian diri jika istrinya ada sehingga mengingatkannya untuk makan, berolah raga naik sepeda, menandai waktu dan jarak tempuh pada tabel yang telah dibuat.
Definisi pengendalian
diri menurut Kazdin (2001), "bahwa perilaku seseorang sengaja
dilakukan  untuk mencapai  hasil 
diri  yang  dipilih 
"  lebih  fungsional 
untuk  analisis  perilaku terapan. Dengan definisi  ini kontrol diri  terjadi 
setiap kali  seseorang  sengaja memancarkan perilaku  yang 
mengubah  lingkungan  dalam 
rangka  untuk  mengubah 
perilaku  lain. Pengendalian diri
dianggap pur-poseful dalam  arti
bahwa  seseorang merespon  seperti 
yang dirancang  untuk  mencapai 
hasil  tertentu  (disepakati 
sesuai  rancangan).  Misalnya, 
untuk mengurangi jumlah rokok yang diisap setiap hari. 
   Manajemen diri adalah orang yang mampu untuk memanajemen dirinya sendiri. Sedangkan kemampuan untuk memanajemen diri sendiri itu dilihat dari kemampuan untuk memanajemen wilayah diri yang paling bermasalah.
   
          Menata hati dan potensi yang ada di dalam diri diperlukan   
kecerdasan. Saat ini seseorang berkarya tidak cukup dengan kecerdasan   
rasional yaitu seseorang yang bekerja dengan rumus dan logika kerja   
saja, atau dengan kecerdasan emosional (Goleman, 1996) agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja, bertanggungjawab dan life skill lainnya. Dan satu hal lain yaitu kecerdasan spiritual agar seseorang merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang menjajahnya (Zohar, 2002).
   
         Jika diantara ketiganya kita satukan untuk dapat manata atau 
  mamanaj diri, tidaklah mungkin semua yang sudah kita rencanakan dapat 
  berjalan sesuai dengan harapan. Karena dari ketiga kecerdasan tersebut
   saling mendukung dalam menata diri. 
   
           Kesuksesan dapat dilihat dari kesuksesan seseorang dalam   
memanaj dirinya sendiri. Karena setelah dapat memenaj diri sendiri pasti
   orang itu akan dapat memimpin.
Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)
Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)
  Fungsi
  manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan   
melekat  di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh  
manajer   dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi  
manajemen   pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis 
Perancis  bernama   Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia 
menyebutkan  lima  fungsi  manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, 
memerintah,   mengordinasi,  dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima 
fungsi tersebut   telah  diringkas menjadi empat, yaitu:
fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
  
Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
  
Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
• Mengambil keputusan
• Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
• Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
 
Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
 
Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
 
Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
 
Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
 
Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
 
Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.
- Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
 - Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
 - Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
 
fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
• Mengambil keputusan
• Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
• Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.
Manajemen diri itu erat kaitannya dengan bagaimana kita mengatur waktu kita sehari-hari. Dengan kita bisa mengatur diri secara tepat dan benar maka kita bisa tampil produktif. Jika kita sudah menjadi orang yang produktif maka kita dapat tampil maksimal dimana pun kita berada. Oleh karena itu jangan biarkan hal-hal yang tidak penting mengganggu produktifitas kita.
Berikut ini ada tiga Tips untuk Menjadi pribadi yang Produktif
Pernahkah Anda merasa pada saat bekerja jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 menjelang makan siang padahal Anda belum sempat menyelesaikan satu pekerjaan pun. Sibuk tapi rasanya pekerjaan tidak produktif? Satu hal yang harus disadari bahwa kesibukan tidak sama dengan menjadi produktif. Anda bisa saja menghabiskan sekian jam tanpa menghasilkan apa-apa. Sounds familiar? Ada beberapa prinsip yang sebaiknya Anda pertimbangkan dalam manajemen waktu sehingga Anda bisa bekerja efektif:
1. Menyusun Rencana
Ada ungkapan yang mengatakan ”If you fail to plan, you plan to fail”. Apabila Anda menjalani hari Anda tanpa ada gambaran apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya, Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu Anda bertanya ”Apa yang harus saya kerjakan sekarang ya?”. Rencana memberikan peta apa yang ada dihadapan Anda hari itu. Alokasikan sedikit waktu untuk menyusun rencana sehingga Anda bisa mengelompokkan tugas-tugas yang sesuai dan memberikan prioritas serta waktu pengerjaannya.
Susunlah rencana di pagi hari atau hari sebelumnya. Anda bisa mulai dari catatan kecil saja atau bahkan menyusunnya di kepala untuk sekedar memberikan sinyal kepada otak mengenai apa yang harus Anda selesaikan hari itu.
Gunakan strategi yang cerdas dalam menyusun rencana. Kapan biasanya Anda merasa energi Anda tinggi, baik mental maupun fisik? Buat saya biasanya waktu antara jam 10:00 sampai 12:00 adalah saat dimana saya sedang ”on fire”. Disaat itu saya manfaatkan untuk memulai atau menyelesaikan tugas-tugas dengan prioritas tinggi. Waktu yang tersisa biasanya saya gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan prioritas lebih rendah.
Rencana tidak bersifat kaku dan selalu terbuka untuk adjustment kapanpun. Jangan lupa untuk menyisipkan waktu untuk istirahat. Pada prinsipnya, Anda melakukan manajemen diri untuk Anda sendiri. Belajar mengelola waktu adalah latihan yang bagus untuk disiplin diri.
2. Fokus
Seringkali dalam bekerja kita membiarkan diri kita larut dalam beberapa pekerjaan sekaligus, istilahnya multi-tasking. Mungkin Anda mencoba menyenangkan boss Anda dengan mengiyakan semua permintaannya, tapi tanpa Anda sadari sebenarnya Anda justru membebani diri Anda dengan stress dan belum tentu juga apa yang Anda kerjaan akan berkualitas bagus.
Mengerjakan dua hal pada saat bersamaan bukan saja membagi perhatian Anda tetapi juga membuat Anda kurang fokus yang akibatnya butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Fokus dalam bekerja membuat kita lebih produktif dan mengurangi beban stress. Buat skala prioritas apabila Anda harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam kurun waktu yang bersamaan.
3. Hindari Interupsi
Dua hal dalam dunia kerja sekarang ini yang menjadi sering menjadi sumber interupsi adalah: telepon dan email. Tentu saja interupsi ini tidak bisa dihindari tetapi gunakan keahlian Anda dalam manajemen diri untuk menanganinya:
- Jawab telepon dari orang-orang yang berkepentingan saja pada saat Anda sedang fokus bekerja. Apabila Anda harus terpaksa menjawab, usahakan waktunya seminimal mungkin. Anda bisa menelepon balik ketika Anda sudah agak bebas.
 
Kita
 harus dapat menumbuhkan kepercayaan diri, dan yang paling penting 
adalah kita harus memiliki motivasi diri yang tinggi dan stabil.
Untuk
 memiliki motivasi diri yang dahsyat dan selalu dalam performa yang  
tinggi dan stabil, maka kita harus mengandalkan motivasi dari diri  
sendiri (motivasi intrinsik) dan jangan mengandalkan motivasi dari  
luar/lingkungan (ekstrinsik). Contoh motivasi ekstrinsik adalah pujian, 
 lingkungan yang mendukung atau upah yang besar. Kalau kita tergantung  
pada motivasi ekstrinsik maka kita akan menunggu dimotivasi. Padahal  
motivasi dari luar itu tidak selalu kita dapatkan, sehingga akhirnya  
motivasi kita jadi naik turun tergantung stimulus dari luar.Sedang motivasi intrinsik bisa kita bangkitkan kapan saja sesuai kehendak kita, bahkan bisa terus kita bangkitkan sehingga kita akan selalu mempunyai motivasi yang tinggi. Caranya bisa dengan berbagai cara.
1. Dengan membayangkan manfaat besar yang akan didapat, melakukan sugesti untuk menyenangi pekerjaan yang sedang kita lakukan, menumbuhkan rasa tanggung jawab dan meyakini bahwa kita baru berarti hidup di dunia ini jika berhasil melakukan pekerjaan tersebut atau dengan cara memaksa diri bertindak walau ogah-ogahan (karena pada dasarnya sebagian besar motivasi/semangat muncul ketika kita beraktivitas, bukan sebelum beraktivitas).
2. Untuk strategi merealisasikan target dan planning yang sudah dibuat, caranya adalah : bawa target dan planning tersebut ke alam bawah sadar kita. Dengan membawa ke alam bawah sadar, kita akan bergerak sepenuhnya dan menjadikan target/planning tersebut sebagai kebiasaan sehari;hari. Bagaimana cara membawa target/planning kita ke alam bawah sadar? Caranya dengan selalu mengingat dan mengevaluasi pencapaian target tersebut. Oleh karena itu kita harus punya waktu minimal 30 menit sehari untuk mengevaluasi pencapaian target hidup kita. Jangan pernah bosan dan putus asa untuk mengevaluasinya setiap hari. Sebab ketika Anda tidak lagi mengevaluasinya setiap hari, maka target tersebut berubah hanya menjadi rencana di atas kertas belaka.
3. Untuk menumbuhkan kepercayaan diri yang mantap, maka kita harus selalu berpikir positif bahwa kita bisa, kita baik dan kita pasti sukses. Kita bisa karena Allah pada dasarnya telah mengaruniakan kita otak yang hebat dan tubuh yang luar biasa. Otak kita lebih hebat dari komputer secanggih apa pun (bahkan otak kita yang membuat komputer). Kita baik karena pada dasarnya manusia mempunyai fitrah yang selalu mengajaknya untuk berbuat baik (disebut juga hati nurani). Kita sukses karena kita pernah mengalahkan 1 milyar lebih calon manusia (sperma) pada masa dahulu (tapi kita tidak ingat saja). Kemudian selain berpikir positif, kita juga harus bertumpu pada kelebihan kita supada PD. Maksudnya, jangan sering mengingat-ingat kekurangan kita. Sebaliknya lebih sering mengingat-ingat kelebihan/potensi kita. Bahkan kalau bisa kita beraktivitas yang sesuai dengan kelebihan/potensi kita supaya PD yang kita miliki lebih besar lagi. Dan yang terakhir, supaya kita selalu PD jangan lupa untuk tidak takut berbuat. Jangan takut gagal dan harus berani mencoba. Pada dasarnya ketakutan kita akan kegagalan lebih besar daripada kegagalan itu sendiri.
Berikut ini 5 pertanyaan mendasar yang mungkin bisa membuat hidup kita lebih efektif dan efisien.
1. “What Are My Strength?”
Cara terefektif untuk mengukur seberapa besar kekuatan Anda adalah dengan menggunakan feedback analysis.
  Setiap kali Anda telah memikirkan cita-cita/impian Anda untuk beberapa
  waktu kedepan, maka tuliskanlah. Setelah waktu yang Anda tenggatkan  
telah lewat, maka lakukan penilaian seberapa besar hasil yang Anda  
dapatkan dari cita-cita yang direncanakan. Kemampuan apa saja yang telah
  Anda kerahkan untuk mencapainya? kebiasaan buruk apa yang menghambat  
cita-cita Anda? Karena kita terikat dengan waktu yang terbatas, maka  
jangan pernah membuang waktu untuk mengerahkan sebuah skill dimana Anda 
 tidak menguasainya. Berkonsentrasilah pada kekuatan Anda dan bangun  
kekuatan Anda.
2. “How Do I Work?”
Dengan
 jalan seperti apakah Anda dapat  mengeluarkan performa terbaik Anda? 
Apakah dengan membacanya atau  mendengar orang lain yang berdiskusi? 
Apakah Anda lebih senang bekerja  sendiri atau bekerja secara tim? 
Apakah Anda adalah seorang tipe  konseptor ataukah seorang tipe 
eksekutor? Apakah Anda dapat bekerja  dalam tingkat stress yang tinggi 
ataukah dalam lingkungan yang baik?  Semua pertanyaan ini membantu 
mengarahkan pada Anda agar dapat mengerti  bagaimana pola kerja Anda. 
Dengan mengetahuinya, peluang efektivitas  kerja Anda akan meningkat 
drastis karena Anda telah mengetahui bagaimana  cara Anda bekerja.
3.  “What Are My Values?”
Nilai
 disini dapat didekati dengan  prinsip-prinsip hidup yang Anda pegang. 
Suatu saat mungkin Anda akan  menemukan sebuah lingkungan organisasi 
yang bertentangan dengan prinsip  hidup yang Anda pegang, dan hal itu 
mengurangi performa Anda. Maka tak  ada kata lain dalam kamus kata 
efektivitas, Anda harus pindah. Carilah  lingkungan yang sesuai dengan 
prinsip hidup Anda sehingga Anda dapat  berada pada puncak performa 
Anda.
4. “Where Do I Belong?”
Berdasarkan
 kekuatan, cara bekerja, dan  prinsip hidup Anda, kini carilah 
lingkungan yang tepat dimana Anda bisa  memaksimalkan ketiga hal tadi 
sehingga Anda dapat menjadi seorang  bintang (star) didalam organisasi 
yang Anda geluti. Dengan komposisi  kekuatan, cara kerja, dan prinsip 
hidup yang tepat dengan lingkungan  akan membuat efektivitas dan 
efesiensi kerja Anda akan meningkat  drastis.
5. “What Can I Contribute?”
Dewasa
 ini, dimanapun organisasi Anda  berada, Anda memiliki banyak pilihan. 
Jarang ada organisasi atau  perusahaan yang mengarahkan Anda untuk 
melakukan apa yang seharusnya  dilakukan. Untuk itu, pertama-tama 
penting sekali menanyakan bagaimana  situasi yang ada sekarang. Berkaca 
dari situasi demikian, dan  mengkombinasikan dengan kekuatan, cara kerja
 dan prinsip hidup Anda,  Anda dapat mengambil ancang-ancang sedini 
mungkin kontribusi terhebat  apa yang mungkin dapat Anda lakukan untuk 
organisasi yang Anda tekuni  saat itu.
Pengembangan diri sebenarnya merupakan proses pembaruan. Proses ini disebut oleh Stephen R. Covey dalam The 7 habits of Highly Effective People (1993) sebagai konsep asah gergaji. Pembaruan yang dilakukan, menurut Covey mesti meliputi empat dimensi yaitu: pembaruan fisik, spiritual, mental dan sosial/emosional.
1. Memperluas pengetahuan mengenai fakta situasional. Jangan bersikap tak acuh dengan lingkungan sekitar;
2. Menjalin hubungan dengan orang lain;
3. Mengelola waktu secara efektif;
4. Menjaga keaktualan pengetahuan agar tidak tertinggal dan relevan. Jangan malas mencari pengetahuan baru;
5. Berlatih untuk mengumpulkan fakta dan membuat asumsi;
6.Membuat jurnal pribadi dengan menggunakan catatan harian agar jadwal kita menjadi teratur.;
Menentukan batas-batas kekuasaan dan otoritas yang kita miliki
1. Jelas agar kita dapat leluasa berkembang;
2.Mendengarkan dengan seksama;
3.Melakukan pengambilan keputusan dengan baik;
4. Membiasakan membuat teknik perencanaan (planning) yang baik.
Melakukan secara mandiri
Proses pengembangan diri yang kita lakukan tidak akan berjalan lancar apabila kita mengandalkan dukungan dari luar. Diperlukan sebuah etos tarbiah dzatiyah (self education) yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Pembelajaran yang harus dilakukan secara mandiri ini setidaknya mencakup tiga hal, yaitu: kemampuan membuat kurikulum atau agenda pribadi (self curriculum), kemampuan menjadi pembelajar yang cepat (speed learner), dan belajar secara mandiri (self learning).
Melakukan proses pengembangan diri memang tidak bebas hambatan, bahkan seringkali penuh kendala. Albert Ellis, psikolog dan penulis terkenal dalam bukunya Feeling Better, Getting Better, Staying Better (2001) memperkenalkan konsep terapi Rational Emotive Behavior Theraphy (REBT) . Konsep ini diperkenalkan oleh Ellis untuk membantu mengatasi hambatan dalam pengembangan diri. Beberapa hal yang disampaikannya berikut ini dapat menjadi bahan renungan kita:
Bicara adalah perkara mudah. Namun, hanya bicara yang diikuti oleh tindakan yang dapat membuat segalanya menjadi lebih baik.
·         Anda tidak akan dapat mencapai kemajuan apabila selalu mengerjakan sesuatu dengan cara yang sama. Oleh karena, mengubah cara harus sering dilakukan meskipun dapat membuat anda merasa kurang nyaman. 
·         Anda harus berusaha menghentikan kebiasaan yang tidak baik dengan sungguh-sungguh.
·         Semakin lama anda tenggelam dalam perilaku yang merugikan diri sendiri, semakin lama anda harus berjuang untuk menghentikannya. 
·         Menghindari tindakan yang anda kuatirkan akan gagal hanya dapat mengurangi kecemasan anda sementara. Dalam jangka panjang, penghindaran ini justru dapat berakibat  buruk. Oleh karena itu lebih baik menghadapinya, ketimbang  mengindar. 
·         Makin sering anda berfikir bahwa anda tidak berguna dan tidak berharga setelah mengalami kegagalan, semakin sulit anda mencapai keberhasilan. 
Sikap diri seperti di atas perlu dibangun karena menentukan gaya manajemen pengembangan diri anda. John Maxwell dalam The Winning Attitude; Your Key to Personal Success (1993) menyimpulkan bahwa sikap hidup menentukan tindakan, pola hubungan dengan orang lain, perlakuan yang kita terima dari orang lain, keberhasilan dan kegagalan, menentukan hasil akhir, cara pandang yang positif dan optimis. Ia juga menyatakan, sikap anda  sekarang adalah hasil dari sikap-sikap anda selama ini.
tidak ada kata terlambat untuk belajar...






0 komentar:
Posting Komentar