Membantu Orang Beradaptasi
I. Definisi Adaptasi
Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan. Penyesuaian berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan, juga dapat berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan keinginan pribadi Gerungan (1991: 55). Adaptasi itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat untuk melangsungkan hidup. Salah satu dari syarat tersebut adalah syarat sosial dimana manusia membutuhkan hubungan untuk dapat melangsungkan keteraturan untuk tidak merasa dikucilkan, dapat belajar mengenai kebudayaan Suparlan (1993: 2).[1] Secara umum adaptasi adalah penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan yang baru atau asing untuk kelangsungan hidup. Dalam dunia kerja adapun strategi untuk beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan yaitu :
II. Strategi Beradaptasi di Tempat Kerja
Mempelajari Etika Dan Budaya Kerja Perusahaan
Mempelajari etika dan budaya pada diperusahaan adalah cara seorang karyawan beradaptasi pada suatu perusahaan karena etika dan budaya di perusahaan sudah ditetapkan dan sudah menjadi kebiasaan yang ada pada perusahaan.
Bersemangat Dalam Bekerja
Sifat yang bersemangat menunjukkan bahwa karyawan memiliki jiwa dan etos kerja yang tinggi. Dengan sifat yang semangat akan menambah kepercayan pimpinan terhadap karyawan. Jika sifat yang selalu mengeluh dengan pekerjaan maka pimpinan akan berfikir ulang untuk memperkerjakan karywan tersebut.
Selalu Belajar Hal Hal yang Baru
Karyawan pada suatu perusahaan mendapatkan pekerjaan yang selalu sesuai dengan keahlianya namun bias juga mendapatkan pekerjaan yang karyawan tersebut belum tau sehingga dengan adanya pekerjaan yang baru karyawan dapat bertanya dan tidak malu untuk belajar jangan menolak dengan apa yang sudah dipercayakan.
Ramah dan Sopan
Beradapatasi dilingkungan yang baru dituntut untuk selalu berlaku ramah dan sopan, karena dengan teman teman baru pada perusahaan akan merasa asing sehingga saling tegur sapa akan membawa hubungan yang harmonis.
Berusaha Tidak Mengecewakan Kepercayaan Pimpinan.
Ketika seorang pimpinan memberikan tugas kepada karyawan dapat juga bersifat ujian sehingga diusahakan tidak mengecwakan apa yang telah ditugaskan.
III. Definisi Stres Kerja
Stres mempunyai arti yang berbeda-beda bagi masing-masing individu atau menurut beberapa ahli diantaranya: Menurut John Suprihanto, Prakoso Hadi (2003:62), bahwa stres adalah konsekuensi setiap tindakan dan situasi lingkungan yang menimbulkan tuntunan psikologis dan fisik yang berlebih pada seseorang. Menurut Charles D, Spielberger (dalam Ilandoyo, 2001:63) menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang. Sehingga secara umum stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan yang menyebabkan rasa gelisah dan merasa tertekan dengan suatu keadaan.
IV. Gejala-Gejala Stres Dalam Pekerjaan
Ø Gejala Gejala Stres Dalam Pekerjaan
Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang beberapa kasus stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu, yaitu:
1. Gejala psikologis
Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil penelitian mengenai stres pekerjaan :
· Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung
· Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian) Sensitif dan hyperreactivity
· Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi
· Perasaan terkucil dan terasing
2. Gejala fisiologis
Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:
è Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular
è Meningkatnya sekresi dari hormon stres. Ex: Olahraga
è Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)
è Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
è Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang kronis (chronic fatigue syndrome)
è Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada
3. Gejala perilaku
Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:
§ Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan
§ Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas
§ Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
§ Perilaku sabotase dalam pekerjaan
§ Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas
§ Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi.
V. Penyebab Stres
Setiap orang mempunyai reaksi dan cara yang berbeda dalam mengalami suatu situasi yang sama. Berikut ini akan dijelaskan beberapa penyebab umum stres:
1. Penyebab Fisik
a. kebisingan. Kebisingan yang terus-menerus dapat menjadi sumber stres bagi banyak orang. Namun perlu diketahui bahwa terlalu tenang juga dapat menyebabkan hal yang sama.
b. Kelelahan. Masalah kelelahan ini dapat menyebabkan stres karena kemampuan untuk bekerja menurun. Kemampuan bekerja menurun menyebabkan prestasi menurun dan tanpa disadari menimbulkan stres.
c. Penggeseran kerja. Mengubah pola kerja yang terus-menerus dapat menimbulkan stress. Hal ini disebabkan karena seorang karyawan sudah terbiasa dengan pola kerja yang lama dan sudah terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan lama.
e. Suhu dan kelembaban. Bekerja dalam ruangan yang suhunya terlalu tinggi dapat mempengaruhi tingkat prestasi karyawan. Suhu yang tinggi harus dapat ditoleransi dengan kelembaban yang rendah.
2. Beban Kerja
beban kerja yang terlalu banyak dapat menyebabkan ketegangan dalam diri seseorang sehingga menimbulkan stres. Hal ini bisa disebabkan oleh tingkat keahlian yang dituntut terlalu tinggi, kecepatan kerja mungkin terlalu tinggi, volume kerja mungkin terlalu banyak dan sebagainya.
3. Sifat Pekerjaan
a. situasi baru dan asing. Menghadapi situasi baru dan asing dalam pekerjaan atau organisasi, seseorang akan merasa sangat tertekan sehingga dapat menimbulkan stres.
b. Ancaman pribadi. Suatu tingkat kontrol (pengawasan) yang terlalu ketat dari atasan menyebabkan seseorang merasa terancam kebebasannya.
Percepatan. Stres bisa terjadi apabila ketidakmampuan seseorang untuk memacu pekerjaan.
c. Ambiguitas. Kurangnya kejelasan terhadap apa yang harus dikerjakan (dwi arti), akan menimbulkan kebingungan dan keraguan bagi seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Umpan balik. Standar kerja yang tidak jelas dapat membuat karyawan tidak puas karena mereka tidak pernah tahu prestasi mereka. Disamping itu, standar kerja tidak jelas juga dapat dipergunakan untuk menekan karyawan.
4. Kebebasan
Kebebasan yang diberikan kepada karyawan belum tentu merupakan hal yang menyenangkan. Ada sebagian karyawan justru dengan adanya kebebasan membuat mereka merasa ketidakpastian dan ketidakmampuan dalam bertindak. Hal ini dapat merupakan sumber stres bagi seseorang.
5. Kesulitan
Kesulitan-kesulitan yang dialami dirumah, seperti ketidakcocokan suami-istri, masalah keuangan, perceraian dapat mempengaruhi prestasi seseorang dan merupakan sumber stres bagi seseorang.
VI. Cara Mencegah dan Teknik Pengurangan Stres
Dalam mengatasi stres terdapat banyak teknik yang dapat dipergunakan untuk pengurangan stress yang terjadi. Empat pendekatan yang paling sering digunakan adalah relaksasi otot, biofeedback, meditasi dan restrukturisasi kognitif yang semuanya membantu para karyawan mengatasi stress yang berkaitan dengan pekerjaan.
1. Relaksasi Otot
Sebutan persamaan yang umum dari berbagai teknik relaksasi otot adalah pernafasan yang lambat dan dalam suatu usaha yang sadar untuk memulihkan ketegangan otot. Diantara berbagai teknik yang tersedia, relaksasi progresif kontinjensi adalah yang paling sering digunakan. Tehnik ini terdiri atas menenangkan dan mengendurkan otot secara berulang-ulang yang diawali dari kaki dan terus meningkat ke muka. Relaksasi dicapai dengan berkonsentrasi pada kehangatan dan ketenangan yang berkaitan dengan otot yang dirileksasikan.
2. Bio feedback
Dalam bio feedback, perubahan kecil yang muncul dalam tubuh atau otak di deteksi, di perkuat dan di tunjukkan kepada orang tersebut. Peran potensial dari biofeedback sebagai teknik manajemen stress individu dapat di lihat dari fungsi tubuh hingga tekanan tertentu yang di kendalikan secara sukarela atau sadar. Potensi biofeedback adalah kemampuannya untuk membantu relaksasi dan mempertahankan fungsi tubuh pada keadaan nonstress. Salah satu keunggulan tehnik biofeedback di bandingkan dengan tehnik nonbiofeedback adalah bahwa tehnik ini memberikan data yang tepat mengenai fungsi tubuh. Pelatihan biofeedback telah bermanfaat dalam mengurangi kegelisahan, menurunkan keasaman lambung, mengendalikan tekanan dan migren, dan secara umum mengurangi manifestasi fisiologis negative dari stress.
3. Meditasi
Meditasi mengaktifkan suatu respons relaksasi dengan mengarahkan ulang pemikiran seseorang jauh dari dirinya sendiri. Respon relaksasi adalah kebalikan fisiologis dan psikologis dari respons. Herbert benson menganalisis banyak program meditasi dan mendapatkan suatu respons relaksasi empat langkah. Keempat langkah tersebut adalah :
1. Menemukan suatu lingkungan yang tenang.
2. Menggunakan suatu perangkat mental seperti suatu kata tang penuh dengan kesan yang menyenangkan untuk mengubah fikiran dari pikiran yang berorientasi secara eksternal.
3. Mengabaikan pemikiran yang mengganggu dengan bersandar pada suatu sikap yang pasif.
4. Mengasumsikan suatu posisi yang nyaman
Maharishi Mahes Yogi mendefinisikan meditasi transcendental sebagai mengalihkan perhatian ke tingkat pemikiran yang lebih dalam hingga masuk ke tingkat pemikiran yang paling dalam dan mencapai sumber dari pemikiran. Tidak semua orang yang bermeditasi mengalami hasil yang positif, akan tetapi sejumlah besar orang melaporkan meditasi sebagai hal yang efektif dalam mengelola stress.
4. Restrukturisasi kognitif
Alasan yang mendasari beberapa pendekatan individual dalam manajemen stress di kenal sebagai restrukturisasi kognitif, adalah respons seseorang terhadap stressor menggunakan sarana proses kognitif, atau pemikiran. Asumsi dasar dari teknik ini adalah bahwa pikiran orang dalam bentuk ekspektasi, keyakinan dan asumsi merupakan label yang mereka terapkan pada situasi, dan label ini menimbulkan respons emosional terhadap situasi. Teknik kognitif dari manajemen stress berfokus pada mengubah label atau kognisi sehingga orang tersebut menilai situasi secara berbeda. Semua teknik kognitif memiliki tujuan yang serupa yaitu untuk membantu orang memperoleh lebuh banyak kendali atas reaksi mereka terhadap stressor dengan memodifikasi rasionalisasi mereka.
VII. Definisi Kecemasan
Pengertian kecemasan dalam mengemukakan pendapat adalah keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh ketegangan ketegangan dalam alat-alat intern tubuh sebagai reaksi umum dari ketidak mampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman sehingga mengakibatkan gemetar, telapak tangan berkeringat, detak jantung lebih cepat, gugup, ketidakmampuan berbicara, tegang, sulit berkonsentrasi, serta rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda ketika menyatakan, memaparkan, menerangkan, menguraikan, hasil pikiran atau perkiraan dengan menghubungkan antara tanggapan, pengertian yang satu dengan yang lain yang dinyatakan dalam kalimat atau kata-kata. Adapun gejala kecemasan yang dikmukakan oleh Zakiah Darajat (1996) antara lain: a) gejala fisik, yaitu ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak
teratur, keringat bercucuran, pukulan jantung cepat; b) gejala mental atau psikis yaitu perhatian kurang terpusat, hilang kepercayaan diri, sangat takut, tidak berdaya atau rendah diri.
Menurut Frank Tallis yang diterjemahkan oleh Meitasari Tjandrasa (1992:09) bahwa rasa cemas muncul disebabkan oleh situasi tertentu yang dianggap sebagai ancaman karena mengandung satu atau lebih banyak kemungkinan yang buruk, sehingga hal tersebut dapat menghambat pengambilan keputusan dan membuat seseorang tidak dapat mencapai prestasi yang baik.
VIII. Jenis Jenis Terapi individual
terdiri dari :
a. Psikoterapi jenis sugesti/suportif (supportive)
Merupakan bentuk psikoterapi yang sangat sederhana dan tidak mengikuti masa silam maupun alam tidak sadar dari penderita. Psikoterapis berusaha untuk ikut mencarikan jalan kluar yang logis sesuai dengan kemampuan penderita dalam mengenal gangguan yang dihadapi, serta mencari mekanisme pertahanan yang lebih baik dalam menghadapi masalah.
b. Psikoterapi jenis analisa (insight oriented)
Merupakan jenis psikoterapi yang perlu mengupas alam tak sadar dari pasien karena diperlukan perubahan mendasar guna melakukan adaptasi penderita, dalam menghadapi konflik internalnya. Selain itu motivasi maupun intelegensi yang cukup dari pasien sangatlah menentukan sejauh mana terapi ini mencapai keberhasilan.
c. Psikoterapi jenis perilaku (behavior therapy)
Terapi ini mempunyai landasan utama pada teori belajar/learning theory. Perilaku yang aneh pada seseorang sebenarnya merupakan akibat yang tidak dikehendaki oleh orang tersebut tetapi merupakan hasil dari cara belajar menghadapi situasi tertentu yang cenderung keliru. Tingkat keberhasilan cukup tinggi dengan menggunakan terapi.Sedangkan terapi pendekatan Secara kelompok (Group Therapy) antara lain :
1. Terapi pasangan (marital/couple)
2. Terapi keluarga (famil)
3. Terapi lingkungan (milliu) (Sani, 2012)
IX. Strategi Manajer Untuk Menyelesaikan Masalah Karyawan
Perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan sumberdaya manusia sebagai modal utama demi tujuan suatu perusahaan. Berjalanya usaha tentu tidak semulus yang dibayangkan pasti ada gendala gendala termasuk pada karyawan yang bekerja pada perusahaan. Kendala untuk beradaptasi dan stress serta kecemasan ditempat kerja sebagai manajer tentu tidak akan tinggal diam karena ketika satu saja karyawan tidak berproduksi maka perusahaan akan merugi. Strategi strategi manajer dalam menyelesaikan masalah karyawan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan sosialisasi kepada karyawan baru guna beradaptasi dengan lingkungan perusahaan.
2. Mengadakan outbon agar menumbuhkan keakraban dan tidak saling bersaing yang tidak sehat, dan karyawan baru juga dapat beradaptasi dnegan karyawan lama.
3. Rekreasi untuk refreshing agar tidak penat.
4. Menciptakan pelatihan agar karaywan dapat beradaptasi dan tidak stress karena belum menguasai mesin atau perangkat kantor.
5. Tidak memaksa karyawan bekerja diluar jam normal atau kemampuan karyawan agar tidak stress
6. Mencari tau traumatic atau penyakit yang dialami karyawan agar tidak terjadi kecemasan.
7. Memberikan pemeriksaaan secara rutin baik secara fisik maupun secara sikologi.
Semoga artikel tersebut bermanfaat
keyword : membantu orang beradaptasi, karyawan adaptasi, adaptasi manajemen perubahan, orientasi karyawan, adaptasi individu
Selasa, 19 September 2017
Home »
Manajemen Perubahan
» Manajemen Perubahan - Adaptasi Karyawan / Pegawai
0 komentar:
Posting Komentar